Penyuluh pertanian harus memahami potensi wilayah dan agroekosistem di wilayah kerjanya. Dengan mengetahui dua hal tersebut, penyuluh dapat menyusun programa penyuluhan.
Guna memahami itu, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali bekerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan menyelenggarakan Pelatihan Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli Provinsi Bali. Pelaksanaan pelatihan mulai 31 Oktober hingga 20 November 2022 di Kampus I UPTD Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia BKPSDM Provinsi Bali.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Made Tresna Kumara, saat membuka pelatihan mengatakan, di Bali, jumlah Penyuluh Pertanian tercatat 547 orang, yang terdiri atas 365 PP PNS, 134 tenaga P3K dan 48 THL-TB. Jumlah ini tentu sangat tidak sebanding dengan jumlah desa di Bali yang tercatat sebanyak 716 unit Desa.
Salah satu materi yang diterima peserta adalah identifikasi potensi wilayah (IPW) dan agroekosistem disampaikan dengan media terproyeksi dan multi metode yaitu ice breaking, tanya jawab, paparan, penugasan, persentasi. Sedangkan materi kedua adalah pembuatan programa penyuluhan. Dimana materi ini akan diterapkan langsung oleh peserta pada kegiatan praktik kompetensi penyuluhan pertanian di wilayah kerja masing-masing peserta.
Materi yang disampaikan Nurlela, salah satu widyaiswara dari pengampuan penyuluhan dilakukan dengan metode pendekatan orang dewasa. Seluruh peserta yang berjumlah 42 orang dibagi menjadi lima kelompok untuk saling berdiskusi dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh widyaiswara.
Setelah dilaksanakan IPW dan agroekosistem, peserta melanjutkan dengan praktik penyuluhan oleh masing-masing kelompok. Keempat kelompok diwakili oleh masing-masing satu penyaji, yakni Tanam Padi jajar Legowo oleh I Nengah Armada, Mengenal Musuh Alami Hama Tanaman Padi oleh Ayu Rahmatiningsih, Budidaya Bawang Merah oleh I Ketut Suasmara, dan Tanam Jajar Legowo oleh I Nyoman Sukariana.
Dari keempat penyaji, setiap peserta dari kelompok lain berhak bertanya dan memberikan masukan. Nurlela mengapresiasi hasil tampilan peserta. Namun ia melihat masih terdapat topik yang terlalu besar, terdapat simulasi dari materi yang disampaikan. “Saya melihat belum terlihat adanya evaluasi dan penerapan atau rencana tindak lanjut dari masing-masing kelompok,” ujarnya.
Selanjutnya Nurlela melanjutkan materi programa penyuluhan pertanian, yang didahului dengan ice breaking. Paparan programa penyuluhan ini mengambil kasus dari programa yang telah disusun, dan kemudian dilakukannya penyempurnaan bagi penyusunnya. Ia berharap bahwa melalui pelatihan ini penyuluh pertanian semakin meningkat kompetensinya dalam mengawal dan mendampingi petani.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam berbagai kesempatan berharap agar seluruh penyuluh terus semangat mendampingi petani, karena mereka sumber informasi bagi petani.
Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengingatkan bahwa pertanian membutuhkan sosok penyuluh yang pintar, gesit, dan cerdas, karena problem sektor ini makin kompleks. “Jadilah penyuluh yang luar biasa karena tugas penyuluh dalam peningkatan produksi bukan tugas yang biasa” ujar Dedi.