Korea Selatan menjadi salah satu negara yang berhasil dalam mengembangkan pelatihan pertanian. Dengan konsep Saemaul Undong, negeri Ginseng itu kini berhasil menarik generasi muda terjun ke dunia petanian.
Baru baru ini tim rombongan peserta Invitational Training on Project Enhancing Millenials Farmers by Adopting Korea Smart technology berkesempatan mengunjungi Kota Gimje, Korea Selatan, tepatnya di “Gimje Smart farm Innovation Valley”.
“Luar biasa…” itu kata-kata semua peserta. Lembah Inovasi Pertanian Cerdas, yang terletak di Gimje, Provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan (Korsel), meliputi area seluas 21,3 hektar (ha) atau hampir seluas 30 lapangan sepak bola.
Di Innovation Valley, fasilitas inti seluas 9 ha telah dibangun, termasuk rumah kaca pusat pembibitan (2,3ha), smart farming untuk disewakan (4,5 ha), dan rumah kaca kompleks percontohan (1,6ha). Ini juga termasuk pusat data.
Setiap tahunnya telah diinkubasi sebanyak 52 calon petani muda sesuai musim dan mendapatkan pendidikan tentang strawberry dan tomat. Pendidikan dibagi antara teori (2 bulan), pengembangan keterampilan (6 bulan), dan manajemen operasional greenhouse (12 bulan). Manajemen yang bertanggung jawab atas kegiatan ini adalah Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Pangan Provinsi Jeonbuk.
Smart farm Area yang disewakan, para petani muda dikelompokkan sebanyak 3 orang per tim, dan dibentuk 10 tim untuk menyewa lokasi greenhouse di area ini. Petani muda tersebut diharapkan bekerja didalam tim dan didampingi seorang fasilitator ahli untuk melakukan agribisnis smart greenhouse secara riil mulai dari produksi sampai pemasaran. Dari kegiatan ini diharapkan pengalaman berusaha tani dari petani milenial pada dunia industri smart greenhouse meningkat sehingga benar benar matang dan siap menghadapi bisnis pertanian.
Pada greenhouse komplek percontohan, penelitian empiris dilakukan dengan fokus pada peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pertanian cerdas, varietas baru seperti pepaya, tanaman fungsional seperti rumput gandum, astragalus, licorice, dan tanaman obat. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan varietas terbaik dan record data kelembaban, suhu, nutrisi terbaik untuk masing-masing varietas yang dihasilkan, sehingga menjadi informasi yang fix dan dijadikan pedoman budidaya dalam smart greenhouse.
Gimje Smart Farm Innovation Valley menawarkan lokasi yang sangat baik karena dapat memanfaatkan infrastruktur berbagai bidang Litbang. Penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Administrasi Pembangunan Pedesaan, Peneliti Pemuliaan Swasta, Gugus Pangan Nasional, dan Institut Teknologi Elektronik Korea dapat diverifikasi di kompleks percontohan, dan kemudian Yayasan Komersialisasi Teknologi Pertanian dapat membentuk sistem untuk verifikasi dan sertifikasi.
Selain itu, Kementerian Pertanian, Pangan, dan Urusan Pedesaan menjelaskan bahwa dimungkinkan untuk membuat model yang menghubungkan diversifikasi item pertanian cerdas serta pengembangan benih untuk tanaman fungsional hingga komersialisasi.
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian pun mendorong tumbuhnya P4S (Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya). Bahkan ditargetkan pada tahun 2023 setiap kabupaten/kota akan ada satu P4S. Data Pusat Pelatihan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) saat ada ada 1.562 P4S yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Belajar dari Korsel, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, BPPSDMP, Lely Nuryati mengatakan, keberhasilan negara tersebut membangun pertanian adalah karena banyaknya generasi muda yang kembali ke desa. Melalui konsep Saemaul Undong menjadi gerakan kembali ke desa yang menyentuh human capital dan social capital.
“Ke depan kita harapkan adanya regenerasi petani menjadi penggerak pembangunan pertanian di perdesaan, seperti Korea Selatan yang maju pertaniannya dengan Saemaul Undong,” ujarnya
Karena itu, Lely melihat sangat penting penumbuhan P4S. Apalagi banyak P4S yang telah membawa inovasi dari yang sederhana hingga modern, sehingga kelembagaan tersebut bukan hanya sebagai pelaku utama, tapi juga pelaku usaha. Dalam penumbuhan P4S, pemerintah mengoptimalkan UPT pelatihan yang ada di daerah. Saat ini sudah ada 1.562 P4S di seluruh Indonesia.
“Pelaku usaha atau pelau utama di daerah kita dorong menjadi P4S. Namun dengan syarat mereka memiliki jiwa kesukarelawan, berjiwa volunteer atau mau berbagi pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan dengan yang lain,” tuturnya.