Peningkatan Sumberdaya Manusia Pertanian (SDM) menjadi titik ungkit peningkatan produksi dan produktivitas pertanian. Di satu sisi keberlangsungan pembangunan pertanian tidak bisa terlepas dari sumber daya manusianya. Efek dari perubahan iklam global secara nyata adalah terjadi krisis pangan dunia termasuk di Indonesia. Sebagai bentuk mewujudkan ketersediaan pangan agar terus terjaga secara terus menerus, Kelompok Wanita Tani (KWT) Banjarpanji, Desa Banjarpanji, Kecamatan Tanggulanggin Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, beberapa waktu lalu ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketidan.
Bersama 60 orang yang berasal dari KWT, Gapoktan, Poktan didampingi oleh perangkat desanya, ingin mengembangkan sektor pertanian yang lebih luas dengan memperdalam ilmu di BBPP Ketindan. Terutama di bidang pengedalian hama penyakit, mekanisasi pertanian, olahan hasil pertanian, rumah pupuk, serta edukasi teknologi melalui penyuluhan yang berorientasi peningkatan produksi dengan hasil yang diperoleh lebih tinggi, kualitas dan kwantitasnya terjaga.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan, bahwa, titik pengungkit program utama Kementan adalah SDM.
“Balai pelatihan pertanian merupakan tempat mencari informasi dan data, tempat informasi bisnis, tempat pelatihan petani yang diharapkan dapat secara langsung berperan aktif dalam pembangunan pertanian melalui pengembangan sumberdaya manusia pertanian bagi masyarakat disekitarnya,” jelas Dedi.
Sementara itu Kepala BBPP Ketindan, Sumardi Noor, mengatakan saat memberikan sambutannya didepan semua peserta KWT, bahwa pertanian presisi merupakan perwujudan ketahanan pangan yang perlu memperhatikan sistem hierarki mulai dari tingkat global, nasional, regional, wilayah, serta individu. Lebih jauh, menyebutkan bahwa tersedianya pangan yang cukup secara nasional maupun wilayah merupakan syarat keharusan dari terwujudnya ketahanan pangan nasional, namun itu saja tidak cukup, syarat kecukupan yang harus dipenuhi adalah terpenuhinya kebutuhan pangan di tingkat rumah tangga / individu.
Dikaitkan dengan potensi yang ada, Indonesia memiliki sumber daya demografi yang sangat kaya. Ironisnya, animo generasi milinial masih sangat kurang dalam bidang pertanian. Oleh karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan generasi muda tertarik sektor pertanian dapat dilakukan melalui pemanfaatan sumber daya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di lingkungannya. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui edukasi agribisnis melalui studi terap di BBPP Ketidan, hal ini dijelaskan oleh Kepala Desa Banjarpanji, Siti Mutmainah, saat mendampingi KWT serta petaninya ke BBPP Ketindan.
Berita terbit di Swadayaonline.com