SIDOARJO – Indonesia terus memperkuat ketahanan pangan melalui inovasi yang berkelanjutan, salah satunya adalah Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang diluncurkan oleh Kementerian Pertanian. Program ini hadir sebagai solusi nyata untuk meningkatkan ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga, sekaligus mendorong pemanfaatan lahan pekarangan secara produktif.
P2L bertujuan untuk menciptakan kemandirian pangan melalui pemanfaatan lahan pekarangan rumah. Dalam jangka panjang, program ini diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap pangan bergizi, memperkuat ketahanan pangan di tingkat keluarga, serta memberikan kontribusi positif terhadap ekonomi lokal melalui pemberdayaan masyarakat untuk menanam sendiri kebutuhan pangan mereka.
Selain itu, P2L juga berperan penting dalam mendukung upaya pengurangan stunting, dengan memastikan bahwa masyarakat dapat mengakses pangan yang sehat dan bergizi secara berkelanjutan.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menekankan pentingnya ketahanan pangan sebagai fondasi bagi kemandirian bangsa. Menurutnya P2L adalah wujud konkret dari upaya pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan.
Dalam upaya menanggulangi masalah stunting di Indonesia, pemanfaatan lahan pekarangan melalui program P2L menjadi salah satu solusi yang efektif. Program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan ketahanan pangan, tetapi juga meningkatkan pendapatan rumah tangga di wilayah pedesaan.
“Ini sehat untuk anak-anak kita, karena langsung dipetik di rumah tangga, katakanlah cabai lima pot, sayur sepuluh pot seperti yang kita lihat, hydroponik dan seterusnya,” kata Mentan Amran.
Pernyataan ini mempertegas komitmen pemerintah dalam menghadapi tantangan pangan dan stunting dengan memberdayakan masyarakat melalui program P2L.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Idha Widi Arsanti, turut menyampaikan bahwa P2L merupakan inisiatif strategis dalam memberdayakan sumber daya manusia di sektor pertanian.
“Program ini tak hanya soal ketahanan pangan, tetapi juga memberdayakan SDM pertanian. Melalui P2L, masyarakat didorong untuk memanfaatkan potensi lokal, sekaligus meningkatkan keterampilan dalam budidaya dan pengelolaan pangan di lingkup rumah tangga,” ungkapnya.
Dengan meningkatkan akses terhadap pangan bergizi, P2L menjadi salah satu alat penting dalam mengatasi stunting yang masih menjadi masalah serius di beberapa daerah.
Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, bekerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan menyelenggarakan Pelatihan P2L yang telah dilaksanakan di beberapa lokasi di Kabupaten Sidoarjo diantaranya Desa Banjarkemantren Kecamatan Buduran, Desa Kepuhkiriman Kecamatan Waru dan Desa Sidimoro Kecamatan Tulangan.
Nunung Nurhadi, Widyaiswara BBPP Ketindan yang mengajar pada pelatihan P2K pada Selasa (17/9), menyatakan bahwa, pelatihan ini berisikan berbagai teknik yang relevan untuk diterapkan di pekarangan rumah, seperti budidaya sayur dengan metode vertikultur, yang memungkinkan masyarakat menanam di lahan terbatas dengan memanfaatkan ruang vertikal.
“Selain itu, pelatihan ini juga mengajarkan pembuatan pupuk organik padat dan cair yang dapat diolah dari bahan-bahan alami seperti limbah rumah tangga dan sisa tanaman. Pupuk ini memberikan nutrisi yang optimal bagi tanaman, sekaligus menjaga kesuburan tanah secara alami,”jelas Nurhadi.
Materi lainnya dalam pelatihan ini adalah pembuatan pestisida nabati yang menggunakan bahan-bahan seperti daun mimba, cengkeh, sirih, serai, laos, bawang putih, dan cabai, juga diajarkan untuk membantu masyarakat mengendalikan hama secara ramah lingkungan tanpa membahayakan kesehatan.
Adanya pelatihan yang komprehensif ini, diharapkan masyarakat mampu mengelola pekarangan mereka dengan lebih efektif dan menghasilkan produk pangan yang sehat dan berkualitas.
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan swadayaonline.com