Pertanian masih menjadi salah satu sektor penting dalam meningkatkan perekonomian negara, sumber serapan tenaga kerja, hingga pemenuhan kebutuhan bahan baku baik di lingkungan domestik maupun industri. Namun regenerasi petani masih menjadi tantangan utama sector pertanian dalam mewujudkan pertanian tangguh berkelanjutan dan kemanan pangan.
Menurunnya minat tenaga kerja di bidang pertanian selama satu dekade terakhir (BPS, 2023), patut mendapatkan perhatian dari berbagai pihak, baik pemerintah muapun swasta. Terutama bagi petani muda yang menjadikan pertanian sebagai pendapatan utamanya. Peningkatan profesionalitas, kemandirian, dan daya saing wirausaha menjadi aspek krusial di era bisnis yang terus berkembang saat ini.
Pendidikan dan pelatihan bagi petani milenial menjadi penting untuk meningkatkan keahlian dan keterampilan, mengingat perubahan perilaku dan kinerja tidak dapat dilakukan secara alamiah oleh petani kecil/pemula, sehingga diharapkan meraka mampu menginternalisasi perubahan dan perbaikan dalam praktek usahataninya untuk menghasilkan perbaikan yang berkelanjutan.
Kewirausahaan pertanian tidak hanya tentang produksi fisik tetapi juga melibatkan aspek-aspek manajemen dan pemasaran yang penting untuk kesuksesan bisnis. Melalui pendekatan yang holistik dan kolaboratif, kewirausahaan pertanian dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian, menuju Indonesia lumbung pangan dunia 2045.
Dalam berbagai kesempatan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, menekankan, bahwa generasi emas pertanian berada di anak-anak muda karena mereka mempunyai tekad, kreativitias, dan inovasi yang kuat untuk mengembangkan pertanian. Maka dari itu diperlukan dukungan Kementerian Pertanian terutama untuk modal usaha dan pengembangan kompetensi.
Sejalan dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa petani milenial berperan penting dalam pembangunan pertanian Indonesia. Bukan hanya saat ini, juga 10 hingga 20 tahun ke depan. Jika banyak generasi yang tergugah hatinya dalam pengembangan usaha pertanian, hal itu akan menimbulkan dampak yang positif karena itu akan menjadi bekal bagi mereka ke depannya dalam rangka menopang perekonomian Indonesia terutama dalam swasembada pangan.
“Pembinaan wirausahawan muda adalah hal yang vital bagi generasi muda pertanian sehingga mampu mempersiapkan dan mencetak SDM pertanian yang andal,” tambah Dedi.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan melalui kegiatan identifikasi kebutuhan pelatihan (IKP), memaksimalkan perannya dalam membentuk generasi petani milenial yang professional, mandiri, dan berdaya saing. IKP bertujuan untuk menjaring calon peserta pelatihan Kewirausahaan Petani Muda dan Pelatihan Short Term K-Smart yang sesuai dengan tujuan pelatihan sehinga tepat sasaran.
Pelatihan kewirausahaan bagi petani muda dan pelatihan Sorth Term K-Smart mengupayakan peningkatan komitmen dan kompetensi petani milenial dalam mengelola dan meningkatkan kapasitas usahanya, serta mendorong pemuda lainya untuk mengembangkan sektor pertanian menjadi sektor yang profesional.
Kegiatan IKP telah dilaksanakan di 20 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur, mulai 22-26 April 2024, salah satunya dilaksanakan di Kabupaten Trenggalek. Sasaran berjumlah 5 orang petani milenial yang sebelumnya telah diusulkan oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek.
Petani sasaran berusia antara 25 sampai dengan 35 tahun, dimana masing-masing berasal dari Kecamatan Dongko, Panggul, Munjungan, Pule, dan Trenggalek. Kegiatan berlangsung dengan penggalian infromasi melalui observasi langsung di lapangan, wawancara dengan panduan instrument, dan wawancara mendalam untuk menangkap informasi pendukung terkait sikap perilaku dan penguasaan materi.
Enumerator dari BBPP Ketindan Laila Nuzuliyah yang bertugas melakukan IKP di Kabupaten Trenggalek mengatakan petani milenial yang memenuhi persyaratan, termasuk persyaratan umur akan ditetapkan sebagai peserta pelatihan Kewirausahaan Petani Muda.
Ketua Kelompok Substansi Program dan Evaluasi, Astutiningsih, mengatakan, dari hasil rapat penentuan pada Senin (06/05/2024), 30 orang dinyatakan lolos mengikuti pelatihan kewirausahaan yang akan dilaksanakan pada 12- 17 Mei 2024, sedangkan Pelatihan Sort Term K-Smart direncanakan dilaksanakan pada bulan Agustus 2024. LIA/YNI