JAKARTA- Sebanyak 15 peserta pelatihan “Training on Integrated Crop Management of Tropical Fruit Crops (Avocado) for Palestine” memaparkan rencana aksinya (action plan) di Ruang Oval, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian Senin (25/8/2025).
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pelatihan yang telah mereka ikuti sejak 10 Agustus 2025 lalu, yang bertujuan agar ilmu dan keterampilan yang diperoleh tidak hanya berhenti pada tataran teori, melainkan dapat diimplementasikan secara nyata setelah kembali ke Negara Palestina.
Melalui kesempatan ini, peserta menyusun rencana aksi yang mencakup kegiatan, tujuan, penanggung jawab, kerangka waktu, hasil yang diharapkan, serta kebutuhan sumber daya seperti bahan pelatihan, pendanaan, dan data pendukung. Penyusunan rencana aksi tersebut sekaligus dilengkapi dengan catatan-catatan penting agar pelaksanaannya lebih efektif dan berdampak nyata di lapangan.
Kegiatan presentasi ini dipandu oleh Widyaiswara BBPP Ketindan, Dewi Melani, yang memberikan arahan sekaligus fasilitasi agar rencana aksi lebih terarah, realistis, dan sesuai dengan kebutuhan.
Salah satu tindak lanjut penting dari rencana aksi yang disusun peserta adalah penyusunan Palestinian Geographic Indications (GI) Registration Plan for Crops khususnya alpukat, yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk pertanian. Selain itu, peserta juga merancang program pelatihan rutin bagi petani terkait teknik pemangkasan, perbanyakan tanaman, pemantauan hama dan penyakit, serta produksi input organik.
Dukungan teknis untuk pemasangan irigasi tetes, pendampingan pembuatan biopestisida berbasis asap cair dan ekstrak tanaman, termasuk uji coba lapangan pada beberapa komoditas dan diseminasi hasilnya, turut menjadi bagian dari rencana aksi. Tidak hanya itu, peserta juga menyusun strategi klasifikasi pestisida berdasarkan sistem internasional (IRAC, FRAC, HRAC), serta merancang fasilitasi petani dengan pasar melalui pengumpulan data, analisis, dan kegiatan workshop.
Melalui penyusunan rencana aksi ini, peserta memiliki panduan sistematis dalam meningkatkan produktivitas pertanian, memperkuat kelembagaan, serta mendukung keberlanjutan perlindungan tanaman.
Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP menegaskan bahwa presentasi rencana aksi merupakan bagian penting dalam siklus pembelajaran berkelanjutan yang tidak hanya bermanfaat bagi peserta, tetapi juga memperkuat kerja sama internasional antara Indonesia dan Palestina di bidang pertanian.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan, bahwa ketahanan pangan dan peningkatan kapasitas SDM pertanian Indonesia menjadi fokus utama kami.
“Melalui berbagai kerjasama internasional, seperti pengembangan pertanian cerdas dan akses pasar, kita memperkuat ketahanan nasional sambil berbagi keahlian kepada mitra seperti Palestina,”kata Mentan Amran.
Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti menjelaskan bahwa Integrated Crop Management untuk alpukat dipilih karena komoditas ini memiliki potensi besar di pasar internasional, termasuk di Palestina.
“Melalui pelatihan ini, kita tidak hanya berbagi teknik budidaya yang tepat dan ramah lingkungan, tetapi juga memperkenalkan strategi pascapanen dan pemasaran agar alpukat memiliki nilai tambah di pasar global. BPPSDMP berkomitmen menjadikan kerja sama ini sebagai bagian dari diplomasi pertanian Indonesia, membangun jejaring petani, dan mencetak SDM yang adaptif terhadap tantangan zaman,” terangnya.
“Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para peserta mampu menjadi agen perubahan yang membawa inovasi di bidang pertanian, khususnya dalam pengelolaan tanaman tropis seperti alpukat, sekaligus memperkuat komitmen Indonesia dalam mendukung pembangunan pertanian global yang inklusif, adaptif, dan berkelanjutan,”pungkas Dewi Melani selaku Koordinator Akademik pelatihan sekaligus widyaiswara yang mendampingi peserta saat pemaparan action plan. BBPP Ketindan
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan megapolitannews.com