Telp/Fax 0341-927123 / 429725

|

Wujudkan SDM Pertanian Unggul dan Berdaya Saing, Kementan Launching Simphoni Emas P4S

Yeniartha
Aug 25, 2024

Pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan kunci mewujudkan Indonesia Emas 2045 dan menjadi prioritas dari salah satu program utama Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.

Dimana program ini diharapkan mampu mewujudkan generasi emas SDM pertanian yang inovatif, adaptif, kreatif, professional, mandiri, berdaya bersaing, dinamis, produktif, terampil, menguasai pengetahuan dan teknologi yang didukung dengan kerjasama industri dan bertalenta global.

Sejalan dengan program Presiden RI, Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen untuk mendukung kemajuan pertanian Indonesia melalui berbagai bentuk peningkatan kompetensi SDM Bidang Pertanian.

Sebagai upaya membangun SDM yang kompeten dan siap menghadapi tantangan era globalisasi, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan melaunching sebuah proyek perubahan dalam mendukung Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) II, Jum’at (23/8/2024).

Proyek perubahan berjudul “Sinergi Manajemen Pelatihan Online bagi Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) dalam Melahirkan Generasi Emas SDM Pertanian”, atau disingkat dengan Simphoni Emas P4S.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa SDM menjadi tulang punggung penggerak pembangunan pertanian. Karenanya sudah seharusnya SDM pertanian memiliki kualitas yang mumpuni.

“Empat kunci yang perlu dipegang teguh agar SDM kita menjadi mumpuni, diantaranya ialah bekerja yang terbaik, fokus, cepat, dan berorientasi hasil”, sebut Menteri Amran.

Simphoni Emas P4S dikembangkan oleh BBPP Ketindan untuk mengoptimalisasi peran P4S khususnya di wilayah kerja BBPP Ketindan sebagai penyelenggara pelatihan dan permagangan bagi pelaku utama dan atau pelaku usaha lain.

Lembaga yang turut andil dalam penyelenggaraan penyuluhan dan pendampingan pelaku utama dan/atau pelaku usaha lainnya. Lembaga yang turut menumbuhkembangkan dan memperkuat kader tani serta sebagai sentra pengembangan dan diseminasi teknologi/ inovasi, budidaya, perbenihan, pengolahan hasil, pengembangan spesifik lokalita, dan jejaring usaha tani.

Proyek perubahan ini sebagai bentuk implementasi BBPP Ketindan melakukan transformasi digital untuk menciptakan organisasi pembelajar yang efisien, modern, adaptif, fleksibel, serta menjawab kebutuhan di lapangan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) , Idha Widi Arsanti, dalam sambutannya saat melakukan launching Simphoni Emas P4S di BBPP Ketindan, sangat mendukung program Simphoni Emas P4S yang digagas oleh Kepala BBPP Ketindan.

Ia berharap BBPP Ketindan menyebarluaskan inovasi pertanian ini kepada berbagai kalangan penggiat pertanian dan memberikan informasi pertanian yang terstandar melalui modul/ kurikulum yang tersusun dan pada akhirnya mampu menerapkan kompetensinya dalam menghasilkan komoditas pertanian yang lebih baik.

“Kelebihan dari program Simphoni Emas P4S ini adalah efisien dari sisi waktu dan biaya serta dapat memperluas jangkauan peserta di seluruh Indonesia yang memiliki keterbatasan akses dalam memperoleh pengetahuan khususnya di bidang pertanian” kata Santi

“Selain itu, yang tak kalah pentingnya ialah terwujudnya peningkatan kapasitas SDM pertanian khususnya bagi para generasi milenial dan generasi Z,” tutur Santi di hadapan semua pegawai BBPP Ketindan dan undangan yang hadir.

Kepala BBPP Ketindan, Nurul Qomariyah, dalam penyampaian tentang inovasi Simphoni Emas P4S ini dibuat karena keterbatasan akses informasi petani dalam mengikuti pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensinya.

“Rendahnya kemampuan akses terhadap pelatihan, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadi kendala di lapangan. Oleh karenanya diperlukan strategi untuk menjawabnya melalui pelatihan secara online yang dapat diakses tanpa terbatas waktu dan tempat yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan kompetensi pelaku utama dan/atau pelaku usaha baik pengetahuan, keterampilan, dan teknologi di bidang pertanian,” jelas Nurul.

Diterbitkan di lajurpertanian.com dan swadayaonline.com

Similar Post