Telp/Fax 0341-927123 / 429725

|

Dari Bojonegoro ke Jepang: Toni Menjadi Petani Modern di Negeri Sakura

Yeniartha
Jun 17, 2025

BOJONEGORO – Toni, pemuda asal Desa Krondonan, Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro, sukses meniti karier di Jepang sebagai pekerja berketerampilan khusus (Specified Skilled Worker/SSW) di bidang pertanian. Ia kini bekerja di Hasegawa Farm, perusahaan pertanian modern di Kota Awara, Prefektur Fukui.

Keberhasilan ini tak diraih instan. Sebelum berangkat pada 2024, Toni menjalani pelatihan bahasa Jepang dan keterampilan teknis selama berbulan-bulan, serta mengikuti serangkaian ujian ketat untuk lolos sebagai SSW. Ketekunan dan semangat belajarnya membuahkan hasil.

“Saya bersyukur mendapat kesempatan ini. Jepang memberi saya pengalaman kerja, kedisiplinan, dan wawasan baru dalam pertanian modern,” ujar Toni saat dihubungi, Selasa (17/06/2025).

Pemanfaatan teknologi pertanian menjadi perhatian Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, yang menekankan pentingnya transformasi pertanian berbasis teknologi untuk ketahanan pangan nasional.

Senada, Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti, menyebut teknologi cerdas mampu meningkatkan hasil pertanian, mengurangi dampak cuaca, dan mengefisienkan penggunaan sumber daya.

Bekerja di Hasegawa Farm menjadi pengalaman berharga bagi Toni. Perusahaan ini dikenal sebagai pelopor pertanian cerdas, dengan teknologi seperti irigasi otomatis, rumah kaca modern, dan sensor digital untuk memantau pertumbuhan tanaman.

“Saya banyak belajar tentang efisiensi kerja dan teknologi pertanian. Semuanya tertata dan tiap pekerjaan punya standar jelas,” tambahnya.

Selain pengalaman kerja, Toni juga merasakan keramahan masyarakat Awara, kota yang dikenal dengan onsen dan suasana alam yang tenang menambah kenyamanan bagi para pekerja migran.

Kisah Toni kini jadi inspirasi bagi pemuda di kampung halamannya. Banyak yang mulai mengikuti jejaknya, mempersiapkan diri dengan pelatihan bahasa dan keterampilan untuk kerja ke luar negeri.

“Saya ingin adik-adik tahu, kerja di luar negeri bukan sekadar cari uang, tapi juga belajar dan membuka wawasan,” ujarnya.

Meski kini fokus bekerja, Toni punya rencana pulang dan mengembangkan pertanian modern di desanya. Ia bermimpi membangun kebun hortikultura berbasis teknologi seperti yang ia pelajari di Jepang.

“Ilmu ini ingin saya bawa pulang. Desa saya punya banyak lahan yang bisa digarap secara modern. Semoga saya bisa berkontribusi untuk pertanian lokal,” harapnya.

Program pengiriman tenaga kerja berketerampilan khusus ke Jepang menjadi langkah strategis menyiapkan generasi muda Indonesia agar mampu bersaing di tingkat global. Kisah Toni membuktikan bahwa kerja keras dan semangat belajar dapat membuka jalan menuju masa depan yang lebih cerah. Asep/Toni*

Diterbitkan di lajurpertanian.com dan megapolitannews.com

Similar Post