Disela sela kunjungan kerjanya di Jawa Tengah Kepala Badan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, berkesempatan mengunjungi area petenakan Bangkir Farm, di Kabupaten Semarang Kamis (29/9) dengan komoditas Ayam KUB.
Bangkir Farm dimiliki oleh petani milenial Semarang, Muhammad Riski Kurniawan yang merupakan alumni Politeknik Pembangunan Pertanian (Polabngtan) YOMA yang juga Young Ambassador Program Youth Entrepreneur and Employment Support Services (YESS).
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan pertanian saat ini sudah menjadi bisnis bersifat global, dan kolaborasi menjadi kata kunci bisnis pertanian masa kini.
"Kolaborasi menjadi kata kunci model bisnis pertanian. Kita sudah tidak bicara wilayah, seperti Jawa, Sulawesi atau Kalimantan, tapi global. Jadi sangat penting konektivitas antar kalian (petani muda) untuk membangun ekosistem," kata Syahrul
Syahrul menambahkan, kunci sukses selain memperluas jejaring, manfaatkan teknologi dan fokus pada satu komoditas.
“Dan fokus kalian harus pada suatu komoditas, tekuni sampai berhasil.” tegas Syahrul.
Bangkir Farm merupakan peternakan ayam KUB yang berfokus pada pembibitan doc ayam kub, pembesaran potong, indukan ayam kub dan telur.
Ayam Kampung Unggul merupakan ayam kampung hasil seleksi genetik hasil persilangan antara sesama ayam kampung.
Saat kunjungan Dedi bertanya jawab secara langsung di lokasi kandang ayam Bangkir Farm, mulai dari awal mula Riski mengembangkan usahanya, macam produk dan dimana dipasarkan.
Riski menjelaskan awal dari pengembangan peternakan ayamnya untuk DOC membeli dulu kemudian dikembangkan sendiri
“Setahun KUB petelur dapat memproduksi telur 180. Setelah dua tahun menjadi ayam pedaging'' jelas Riski.
Pakan yang dipasok dari petani dengan jenis jagung, edak halus dari penggilingan padi dalam prosesnya Riski mendapat dukungan dari Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP).
Ia juga menjelaskan dua jenis ayam KUB dan yang membedakan adalah kemampuan produksi telur untuk KUB satu 180 butir pertahun, KUB dua sampai 200 butir.
Riski menjelaskan juga bahwa pilek adalah penyakit yang biasa menjangkiti ayam KUB di peternakan ini, cara mengatasinya dengan mengisolasi ayam yang sakit terpisah dengan yang lainnya
Setelah berkeliling dan bertanya langsung pada Riski, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi memberi arahan sekaligus membagikan kiat-kiat membangun agribisnis.
“Potensi KUB ini luar biasa, karena kualitasnya dan tingkat pertumbuhan lebih tinggidan sebagai petani milenial harus berorientasi Agribisnis, bangun usaha dengan skala bisnis yang berorientasi profit” ujar Dedi
Untuk membangun agribisnis beberapa kiat yang dapat saya sarankan “Bibit, di sini Riski bersama asosiasi sudah menguasai pembibitan, kalian harus menguasai dari mulai memilah bibit unggul sampai pengembang-biakan, jangan tergantung dengan orang lain, kalau asosiasi adalah mitra kita” jelas Dedi.
Nutrisi untuk peternakan harus dikuasai, jangan tergantung dengan orang lain, tadi disebutkan kesulitan pengadaan jagung, kalo memungkinkan tanam jagung, kalau tidak bisa tanam sendiri, kerjasama dengan petani jagung, rangkul ajak kerjasama.
“Untuk tepung ikan kerjasama dengan petani nelayan yang memproduksi ajak kerjasama”tambahnya.
Ketiga pengendalian penyakit, makanya saya tadi tanya apa yang sering menjadi penyakit yang biasa terjadi harus pahami, kuasai dan kendalikan
“Dan yang terakhir adalah pemasaran, kunci-nya adalah banyak teman perluas jaringan, bangun kerjasama seluas-luasnya”. pesan Dedi.
“Saya sangat senang dapat berkunjung kesini, dengan produk dari DOC, Pedaging dan Pupuk, dari diversifikasi usaha yang dia (Riski) punya, bersama assosiasi saya yakin usahanya akan berkembang dengan baik tandas” Dedi.
Pada kunjungan ini Kepala BPPSDMP didampingi Direktur Polbangtan YOMA Bambang Sudarmanto, Kepala Balai Besar Pelatihan Manajemen Kepimpinan (BBPMKP) Ciawi,Yusral Tahir.
Berita terbit di Swadayaonline.com