Dalam rangka penjaringan calon peserta pelatihan kewirausahaan bagi petani muda, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, sebagai UPT Pelatihan dibawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, melaksanakan Identifikasi Kebutuhan Pelatihan (IKP). Kegiatan IKP dilaksanakan di 20 kabupaten Provinsi Jawa Timur, dengan total responden 110 orang.
Kegiatan IKP Kewirausahaan bagi Pemuda Tani dan Short Term Training K-Smart Farm Project merupakan kegiatan awal dalam rangkaian pelatihan. Kegiatan IKP ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi calon peserta pelatihan kewirausaahn bagi pemuda tani yang rencana dilaksanakan 13-17 Mei mendatang. Sedangkan tujuan lain yaitu untuk menjaring kebutuhan pelatihan baik aparatur maupun non aparatur tahun 2025.
Peningkatan kompetensi dalam hal mengakses teknologi, modal, pasar dan manajemen merupakan hal yang wajib untuk menciptakan pemuda tani yang berjiwa wirausaha, mandiri, inovatif, kreatif, berwawasan global dan profesional di bidang pertanian dalam mewujudkan pertanian yang maju, mandiri, dan modern. Upaya peningkatan kompetensi tersebut salah satunya dapat dilakukan antara lain melalui program pelatihan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa BPPSDMP di garis terdepan dalam pembangunan SDM pertanian melalui Tiga Pilar yakni penyuluhan, pelatihan dan pendidikan harus berjalan seiring dan seimbang dalam mengemban tugas meningkatkan kapasitas dan kompetensi SDM pertanian. Kementan memiliki tanggung jawab yang besar untuk mencukupi kebutuhan pangan bagi 275 juta penduduk Indonesia. Menurutnya, inilah tujuan pertama pembangunan pertanian.
"Tujuan lainnya adalah peningkatan pendapatan petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian. Dan terakhir peningkatan ekspor komoditas pertanian. Ketiga tujuan ini mustahil berhasil tanpa ditopang oleh SDM yang kompeten," tuturnya.
Sejalan dengan ini, sasaran umum BPPSDMP adalah terwujudnya SDM Pertanian yang profesional, mandiri, berdaya saing, dan berjiwa wirausaha untuk mewujudkan kesejahteraan petani.
Kabupaten Bojonegoro dan Lamongan merupakan dua dari 20 kabupaten yang mengikutsertakan perwakilan petani mudanya untuk ikut dalam penjaringan melalui IKP. Dari Kabupaten Bojonegoro sebanyak dua orang sedangkan dari Kabupaten Lamongan sebanyak empat orang. Total dari enam peserta telah selesai diidentifikasi oleh Astutiningsih selaku petugas enumerator dari BBPP Ketindan.
Dari ke enam responden yang telah diidentifikasi, masing-masing telah menunjukkan bukti sebagai petani muda yang telah bergerak dalam dunia pertanian. Seperti Agus Saputra yang mempunyai usahatani budidaya tanaman hortikultura cabai merah dan Fariz Ibnu Rizky, walaupun masih berstatus mahasiswa dan membantu orang tua juga berwirausaha dalam budidaya melon dan bawang merah. Keduanya adalah responden dari Bojonegoro.
Sedangkan dari Lamongan, ada Hilda Sukmawati Wahyuning Tyas yang mempunyai usaha penjualan media tanam organik dan kebun percobaan, serta mempunyai usahatani peternakan dengan memiliki 30 ekor sapi dan 15 ekor kambing, kemudian Muhammad Widya Pambudi, yang bergerak di bidang yg sama Hilda Sukmawati Wahyuning Tyas. Sementara itu Ricky Efendy mempunyai usaha di bidang penanaman padi dengan luasan lahan 2 Ha, serta Muchlas Apriyanto yang mempunyai usahatani di greenhouse dengan komoditas melon dengan luas 1.200 m2.
Ketelitian dan perolehan data yang akurat dalam menjaring calon peserta merupakan faktor utama untuk mendapatkan hasil maksimal dalam pelatihan kewirausahaan. Sehingga diharapkan pelatihan sukses diselenggarakan.
“Hasil dari kegiatan IKP ini, yaitu teridentifikasinya calon peserta, tersusunnya rekap data calon peserta dan Diskrepansi Kompetensi Kerja (DKK) sebagai bahan materi Pelatihan Kewirausahaan bagi Pemuda Tani Tahun 2023 dan tersedianya calon peserta sesuai persyaratan Pelatihan Kewirausahaan bagi Pemuda Tani Tahun 2023,” ujar Astutingsih. YNI/AST