Kelompok Tani (Poktan) SRI REJEKI XI Desa Pelem, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, kembali menggelar pelatihan pembuatan bubur Kalifornia, pestisida nabati ramah lingkungan yang juga bermanfaat sebagai pupuk. Kegiatan ini difasilitasi oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pacitan melalui Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Pacitan pada Selasa (23/9/2025).
Pelatihan ini untuk kali kedua dengan peserta lebih banyak, dan menggabungkan teori serta praktik. Selain menyimak penjelasan dari petugas POPT, Ilham Ramadhan dan Dewi Puspitasari, petani juga sekaligus praktik langsung membuat bubur kalifornia. Produk ini menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan di sekitar petani, seperti kapur gamping dan belerang. Bubur ini berfungsi untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman, serta memberikan manfaat tambahan sebagai pupuk.
“Bubur Kalifornia adalah pestisida nabati berbahan sederhana yang mudah diperoleh. Aplikasinya praktis, efektif menekan serangan hama, sekaligus memberi manfaat tambahan sebagai pupuk,” jelas Ilham Ramadhan.
Salah satu anggota kelompok, Widodo, telah mencoba hasil pelatihan di lahannya. Ia mengaku puas karena tanaman terlihat lebih segar, pertumbuhannya meningkat, dan biaya produksi lebih hemat dibandingkan penggunaan pestisida dan pupuk kimia.
“Setelah saya praktikkan, hasilnya cukup baik. Tanaman lebih sehat dan biaya lebih ringan,” ungkap Widodo menceritakan pengalamannya.
Penyuluh pertanian Dya Ismaya menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya penyuluhan dalam memperkenalkan teknologi tepat guna kepada petani. Menurutnya, penggunaan bubur kalifornia bisa menjadi solusi menghadapi mahalnya harga sarana produksi pertanian.
“Harapan kami, petani bisa lebih mandiri dalam menyediakan sarana produksi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan,” ujarnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pacitan berharap inovasi ini dapat meluas ke kelompok tani lain.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa pemerintah mendorong inovasi lokal petani yang mampu meningkatkan produktivitas sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap bahan kimia.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menekankan peran penyuluh pertanian sebagai penghubung kebijakan pusat dengan praktik lapangan.
“Penyuluh harus memastikan distribusi sarana produksi tepat sasaran, sekaligus mendukung inovasi agar pertanian semakin berkelanjutan,” kata Santi.
Dengan semangat kolaborasi antara petani, penyuluh, dan pemerintah, inovasi sederhana ini diyakini mampu memberikan dampak besar. Poktan SRI REJEKI XI optimistis bahwa penerapan bubur Kalifornia akan mendukung kemandirian petani dan keberlanjutan pertanian di Pacitan.