Telp/Fax 0341-927123 / 429725

|

"Optimalkan Mekanisasi, Solusi Tingkatkan Produktivitas Padi Provinsi Bali"

Najia
Mar 17, 2024

Sebagai salah satu kabupaten dari 9 kabupaten dan kota di Provinsi Bali, Tabanan mempunyai total luas wilayah 839,33 km2 dan terdiri dari 10 kecamatan.

Potensi unggulan Tabanan adalah bidang pertanian karena sebagian besar mata pencaharian penduduk, soko guru perekonomian daerah, serta penggunaan lahan wilayah Tabanan masih didominasi bidang pertanian.

Seiring dengan perkembangan jaman, dunia pertanian mulai dihadapkan dengan berbagai permasalahan dan tantangan yang dapat mengancam eksistensinya diantaranya ialah alih fungsi lahan, krisis tenaga kerja, krisis regenerasi petani muda, perubahan iklim global, dan masih banyak masalah lainnya yang perlu diselesaikan.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan pertanian yaitu dengan penerapan sistem pertanian secara modern melalui mekanisasi pertanian. Dimana mekanisasi pertanian merupakan aktivitas inovasi teknologi yang bertujuan untuk memudahkan proses bertani. Para petani dapat menghemat tenaga dan memperoleh hasil yang lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat.

Hal ini selaras dengan program Kementerian Pertanian (Kementan) yang terus mendorong petani dan penyuluh pertanian untuk meningkatkan produksi pertanian pada musim rendeng 2024.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman terus melakukan pembenahan besar-besaran untuk meningkatkan produksi pangan strategis padi dan jagung. Diantaranya dengan penggunaan teknologi, pendampingan petani melalui penyuluh, mekanisasi pertanian, penggunaan benih unggul serta optimalisasi lahan marjinal seperti lahan rawa mineral.

Mentan Amran berharap pada musim ini sukses meningkatkan produksi dan produktivitas padi. Sehingga partisipasi aktif petani dan penyuluh sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produksi pangan nasional.

Subak Pengembungan di Desa Tegaljadi, Kecamatan Marga, telah menerapkan mekanisasi pertanian mulai dari pengolahan tanah sampai dengan penangan panen. Salah satu contoh, adalah dengan penggunaan mesin panen (combine harvester) untuk panen padi seluas ± 47 Ha yang baru dilaksanakan di beberapa hari ini.

Di Subak Pengembungan, penggunaan combine harvester DC 70 memiliki kapasitas panen hingga 1,5-2 Ha perhari dengan kondisi hamparan yang cukup banyak galengan atau pematang sawahnya. Dari tanaman padi milik petani dengan varietas Inpari 32 diperoleh produktivitas hingga 7,5 ton/Ha GKP dengan total produksi sekitar 56,4 ton per tahun. Petanipun memberikan respon positif terhadap penggunaan combine ini, dimana dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga panen.

Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan Dedi Nursyamsi, mengatakan, pada musim rendeng ini produktivitas tidak boleh berkurang. Untuk meningkatkan produktivitas tidak lagi dengan cara konvesional saja, tapi juga dengan inovasi teknologi. Cara-cara bertani konvensional harus kita ubah dengan cara modern. Harus dengan cara maju, mandiri dan modern, termasuk dalam budidaya padi.

“Kita harus singsingkan lengan baju turun ke sawah untuk genjot produktivitas dan mekanisasi pertanian memberikan kontribusi yang luar biasa untuk produktivitas pertanian. Riset membuktikan dengan adanya alsintan mempercepat produksi pertanian”, jelas Dedi.

Sementara itu, penggunaan mekanisasi di Subak Pengembungan, didukung penuh oleh Kepala Desa Tegaljadi yang juga sebagai petani, dimana pada awalnya petani susah menerima penggunaan combine karena sudah terbiasa menggunakan sistem tebas, tetapi setelah dicoba penggunaan combine ini bisa memberikan hasil gabah yang bersih dan menghemat upah tenaga panen manual.

Menurut PPL Marga pendamping petani di Subak Pengembungan, pemilihan jenis dan tipe combine harvester ini harus disesuaikan kondisi lahan sawah, misalnya untuk lahan dengan sebagian besar petakan sawahnya kecil dapat menggunakan jenis combine harvester yang ukurannya lebih ideal, sehingga dapat memberikan hasil yang optimal. KDK/YNI/ASP

Similar Post