Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan ketersediaan beras nasional dalam kondisi aman. Saat ini, kata Mentan, para petani tengah menggelar panen raya yang berlangsung di sejumlah sentra.
Berdasarkan data BPS terbaru, luasan produksi pada Desember 2023 mencapai 1,5 juta hektare, Januari 1,7 juta Ha dan Februari diperkirakan mencapai 1 juta Ha.
Panen raya padi Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur telah dimulai. Jelang akhir Maret, Poktan Ngusikan, di Desa Ngusikan, Kecamatan Ngusikan, memulai panen padi. Sabtu (23/03/2024).
Luas areal panen diawal panen raya ini ±15 Ha. Sedangkan total luas lahan tanam Padi Poktan Ngusikan seluas 41,99 Ha dimana varietas yang ditanam adalah varietas Inpari 32, Inpari 42 dan Ciherang.
Kebahagiaan dirasakan petani Ngusikan karena kondisi tanaman dikategorikan bagus, hal ini diatandai dengan bulir padi yang bernas, hasil panen diperoleh saat ubinan yakni 7,035 Kg, dan kondisi tanaman padi yang tetap tegak (tidak roboh) walau hujan setiap hari dengan instensitas curah hujan yang lebat.
Kondisi cuaca yang lembab sangat disukai oleh OPT terutama Wereng Batang Coklat (WBC). Mengantisipasi serangan WBC, penyuluh pertanian setempat beserta petugas POPT bergerak cepat melakukan pencegahan.
Para penyuluh, petugas POPT, dan petani bekerjasama menanggulangi terjadinya serangan OPT dengan melakukan gerakan pengendalian (gerdal) dengan Agens Hayati menggunakan Tricoderma SP dan Beuveria Basiana sp. Gerdal yang dilakukan secara tepat waktu akhirnya bisa menekan angka serangan OPT di Poktan Ngusikan.
Pengendalian secara hayati di sawah sangat dianjurkan dan dilakukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem sawah dan menghindari ledakan hama daripada penerapan pengendalian menggunakan pestisida kimia.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi turut menghimbau agar penyuluh pertanian dan petani mengantisipasi serangan hama dengan mengenali organisme pengganggu tanaman (OPT).
Menurutnya, hama dan penyakit memicu kerusakan tanaman, akibatnya produktivitas menurun hingga gagal panen, maka hama dan penyakit perlu dikendalikan apabila populasinya melampaui ambang ekonomi.
Camat Ngusikan, A. Fachrudin, mengatakan rasa terima kasihnya kepada petani Ngusikan yang selalu semangat dalam menjaga ketahanan pangan dengan menerapkan program Dinas Pertanian “Moleh Nggowoh Gabah”.
“Diharapkan dengan hasil panen padi yang ada, petani dihimbau untuk “ngengeh gabah” (menyisahkan gabah) yaitu dengan melakukan usaha penyisahan hasil panen gabah agar dibawah pulang untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dengan tidak tidak menjual hasil panen secara keseluruan dan usaha percepatan tanam untuk mendukung ketahanan pangan,"kata Fachrudin.
Koordinator BPP Ngusikan, Supriyanto, mengatakan, petani di Ngusikan telah diperkenalkan dengan berbagai teknik pertanian, salah satunya dengan penggunaan pupuk organic cair (POC).
“Dengan penerapan penggunaan POC ini dapat membantu petani dalam menghemat pupuk kimia. Harapannya semoga hasil panen padi Poktan Ngusikan dapat mencapai 8 ton/ha untuk mendukung program Dinas Pertanian Kabupaten Jombang “Moleh NGgowoh Gabah,” jelas Supriyanto.
Diterbitkan di lajurpertanian.com, swadayaonline.com dan jurnas.com