Serangan hama tikus kerap meresahkan petani. Untuk mengatasinya, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Ngudi Rejeki Desa Ngunjung, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, mengembangkan inovasi menarik berupa “roti tikus”, yakni umpan nabati alternatif untuk membasmi hama tanpa mencemari lingkungan.
Gapoktan Ngudi Makmur, menggelar kegiatan pembuatan “roti tikus” di balai kelompok pada Sabtu (8/11/2025) yang diikuti oleh anggota kelompok tani dan penyuluh pertanian setempat. Kegiatan ini menjadi tindak lanjut dari hasil pelatihan pestisida nabati yang sebelumnya diikuti oleh salah satu anggota Gapoktan. Gapoktan Ngudi Rejeki berhasil meraih penghargaan terbaik kedua dalam ajang Inotek tingkat Kabupaten Magetan.
Penyuluh Pertanian Desa Ngunjung, Emi Nurbayanti, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk penerapan hasil pelatihan sekaligus inovasi lokal dalam pengendalian hama secara ramah lingkungan.
“Roti tikus ini bukan hanya efektif membasmi, tapi juga aman bagi tanah dan tanaman. Petani bisa membuatnya sendiri dari bahan-bahan yang tersedia di sekitar mereka,” ujar Emi.
Ketua Gapoktan Ngudi Rejeki, Rokhim, menilai inovasi ini sangat membantu petani di wilayahnya yang sering mengalami kerugian akibat hama tikus.
“Kami sudah beberapa kali mengalami gagal panen karena serangan tikus. Setelah dicoba dengan roti tikus ini, populasinya mulai berkurang,” jelasnya dengan semangat.
Rokhim juga mengapresiasi bimbingan penyuluh pertanian yang terus mendampingi kelompoknya dalam setiap tahapan percobaan dan penerapan teknologi baru. Menurutnya, dukungan teknis dari penyuluh membuat para petani lebih berani mencoba cara-cara baru yang terbukti efektif.
Bambang Wijanarko, petani yang turut mempraktikkan pembuatan roti tikus, menilai inovasi ini cocok untuk diterapkan secara massal.
“Kalau semua petani di satu hamparan mau bareng-bareng pakai roti tikus, hasilnya pasti lebih maksimal. Tikusnya akan berkurang drastis karena tidak bisa berpindah tempat,” ujarnya.
Clarita selaku Koordinator Penyuluh berharap, melalui kegiatan seperti ini, kesadaran petani akan pentingnya pengendalian hama terpadu semakin meningkat. Ia menegaskan bahwa penggunaan bahan alami merupakan langkah penting dalam menjaga keberlanjutan ekosistem pertanian.
“Kalau kita bisa mengendalikan hama tanpa merusak tanah dan air, itu berarti kita sudah menjaga masa depan pertanian kita sendiri,” jelas Clarita.
Ia pun berencana memperluas pelatihan ini ke desa-desa lain di wilayah Maospati. Kegiatan pembuatan roti tikus ini juga menjadi ajang berbagi pengalaman antarpetani.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa inovasi dalam budidaya padi adalah kunci menjawab tantangan pangan ke depan.
“Dengan semangat gotong royong penyuluh dan petani, kita bisa meningkatkan produksi sekaligus menjaga kesejahteraan,” ujar Menteri Amran.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Idha Widi Arsanti juga mengatakan, “Penyuluh adalah jembatan teknologi dan petani. Dengan pendampingan yang tepat, inovasi akan lebih cepat dirasakan manfaatnya.”


