Telp/Fax 0341-927123 / 429725

|

Sambut Musim Rendeng, Petani Cilacap Aplikasikan Metode Jajar Legowo

Aulia
Dec 17, 2023

Penyuluh pertanian memiliki peran penting dalam mengembangkan dan memajukan sektor pertanian Indonesia, terutama dalam mewujudkan pembangunan pertanian berwawasan agribisnis. Hubungan antara penyuluh dan petani pun bak mata uang yang tidak bisa dipisahkan dalam meningkatkan produktivitas sektor pertanian. Apalagi, saat ini, Indonesia memiliki target produksi padi setara 35 juta ton beras.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) memiliki peran penting dalam meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian. Dengan begitu, Indonesia diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor dan meningkatkan ekspor Untuk itu, peran penyuluh pertanian di lapangan perlu dioptimalkan. Menurut Mentan, para penyuluh harus benar-benar dekat dan menjadi pendamping petani. Mereka juga harus mampu mengantarkan serta mengawal kebijakan pemerintah dalam pembangunan pertanian sampai ke tingkat petani.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa "Penyuluh dan petani merupakan garda terdepan dalam pembangunan pertanian. Sebagai garda terdepan, penyuluh dan petani harus memastikan bahwa pangan tidak bermasalah karena kami harus menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat," ungkap Dedi

Sebagai wujud kolaborasi penyuluh dan petani, Penyuluh BPP Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap, Triyugo Istianto mengajarkan kepada petani binaannya sistem tanam jajar legowo untuk meningkatkan produktivitas padi. Sistem tanam jajar legowo adalah pola bertanam yang berselang-seling antara dua atau lebih (biasanya dua atau empat) baris tanaman padi dan satu baris kosong. Istilah Legowo di ambil dari bahasa jawa, yaitu berasal dari kata ”lego” berarti luas dan ”dowo” berarti memanjang. Legowo di artikan pula sebagai cara tanam padi sawah yang memiliki beberapa barisan dan diselingi satu barisan kosong.

Sistem tanam jajar legowo merupakan teknologi yang mengatur jarak tanam padi sawah, jajar legowo ruang tumbuh longgar, populasi yang lebih tinggi, dan juga kemudahan dalam pengendalian gulma dan pemupukan.

Salah satu petani binaan BPP Dayeuhluhur menyambut dengan baik gebrakan ini. Beliau adalah Sartu petani muda berusia 39 tahun dari Desa Matenggeng.di desa ini usia petani banyak didominasi oleh kalangan tua (di atas usia 54 tahun), kondisi ini menyebabkan transfer ilmu dan transfer teknologi bagi petani binaan menjadi sulit. Anggapan petani pada umumnya di Desa Matenggeng, sistem tanam jajar legowo hanya cocok dilakukan di sawah yang mempunyai hamparan luas dan datar. Namun Sartu telah membuktikan bahwa sistem tanam jajar legowo juga cocok ditanam pada kondisi sawah di Desa Matenggeng dengan petakan sempit dan kondisi terasering. Hingga saat ini ia dengan konsisten melakukan budidaya padinya dengan sistem jajar legowo 2:1. Sistem jajar legowo mempunyai kelebihan dibanding dengan sistem tegel, beberapa diantaranya perawatan dan pemeliharaan lebih mudah, serangan hama dan penyakit lebih sedikit, serta jumlah populasi tanaman dan anakan lebih banyak. Selain itu sistem tanam jajar legowo ini memberikan banyak keuntungan antara lain mendapatkan bobot buah yang lebih berat, mengurangi kemungkinan serangan hama, terutama tikus, menekan serangan penyakit, mempermudah pelaksanaan pemupukan dan pengendalian hama, menambah populasi tanaman, meningkatkan produktivitas padi, pengembangan sistem produksi mina padi atau parlebek serta hasil minimal 6 ton gkg/ha.

Sartu membuktikan bahwa dengan sistem jajar legowo, produktivitas padi meningkat, hasil panen dan serangan hama penyakit bisa diminimalisir. Saat ini ia mampu mengajak petani di sekitar lahan sawahnya untuk melakukan penanaman dengan sistem jajar legowo. Diharapkan petani lain di Desa Matenggeng juga bisa menerapkan hal yang sama.

Berita terbit di Swadayaonline.com

Similar Post