BULELENG – Peran penyuluh pertanian di Kabupaten Buleleng kini semakin luas dan menunjukkan dampak nyata ditengah masyarakat. Tidak hanya fokus pada pendampingan di sektor tanaman pangan dan hortikultura, para penyuluh juga aktif terlibat dalam upaya penguatan sektor peternakan.
Hal ini tercermin dari pelaksanaan kegiatan vaksinasi rabies yang berlangsung di Desa Gobleg, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali.
Kegiatan tersebut dipimpin oleh penyuluh lintas sektor dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) setempat, yang bersinergi dengan instansi terkait. Warga menyambut kegiatan ini dengan antusias, terlihat dari partisipasi mereka yang membawa anjing peliharaan ke sejumlah titik vaksinasi yang telah disiapkan.
Sejalan dengan upaya tersebut, Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, menegaskan kembali komitmen Kementerian Pertanian dalam penanganan penyakit zoonosis. Salah satu wujud nyata komitmen tersebut adalah melalui terbitnya Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 39 Tahun 2023 tentang Pelayanan Minimal Zoonosis Prioritas. Di samping itu, Kementerian juga terus mendorong pendekatan one health, yaitu integrasi antara aspek kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyampaikan bahwa pihaknya terus berupaya meningkatkan kapasitas SDM pertanian. Fokus peningkatan ini terutama ditujukan kepada tenaga medis dan paramedis veteriner melalui berbagai pelatihan teknis yang spesifik dan berkelanjutan.
Sila, salah satu penyuluh yang terlibat langsung dalam kegiatan, menuturkan bahwa program vaksinasi ini merupakan bagian dari pendekatan terpadu yang saat ini diterapkan oleh penyuluh di lapangan.
“Kami melihat bahwa kebutuhan masyarakat desa tidak hanya terbatas pada urusan pertanian. Rabies adalah isu serius di Bali, dan kami ingin hadir bukan hanya untuk membantu di sawah, tetapi juga untuk menjaga kesehatan serta keamanan lingkungan tempat tinggal warga dari ancaman penyakit zoonosis,” jelas Sila.
Bersama petugas teknis dari dinas peternakan, para penyuluh melakukan vaksinasi dengan mendatangi rumah-rumah warga secara langsung, guna memastikan seluruh anjing peliharaan benar-benar mendapatkan vaksin. Pada vaksinasi kali ini, puluhan ekor anjing yang tersebar di sejumlah banjar di Desa Gobleg telah menjadi sasaran, tepatnya pada Kamis (29/05/2025).
Ketut, salah satu warga, mengungkapkan rasa senang dan apresiasinya atas keterlibatan penyuluh di wilayahnya.
“Biasanya penyuluh datang hanya saat musim tanam. Tapi kali ini mereka juga membantu vaksinasi anjing kami, dan semuanya gratis. Kami jadi tidak perlu repot-repot ke kota atau mengeluarkan biaya yang mahal,” ujarnya.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi penyuluh di Buleleng yang kini mengedepankan integrasi antar komoditas serta layanan langsung kepada masyarakat. Melalui kolaborasi edukasi, tindakan di lapangan, dan pemberian solusi praktis, penyuluh menghadirkan satu paket pelayanan yang lebih efektif dan relevan dengan kebutuhan warga.
Lebih jauh, Sila juga menyampaikan bahwa kegiatan vaksinasi seperti ini akan terus dilaksanakan secara berkala, terutama di desa-desa yang memiliki populasi anjing cukup tinggi.
“Kami juga menggandeng tokoh masyarakat dan perangkat desa agar pelaksanaan program ini benar-benar bisa menyentuh seluruh lapisan warga. Pencegahan rabies adalah tanggung jawab bersama, dan kami ingin semua pihak terlibat,” tegasnya.
Program vaksinasi rabies ini menjadi bukti konkret dukungan terhadap langkah pemerintah provinsi dan kabupaten dalam mewujudkan desa tangguh zoonosis serta menurunkan angka kasus rabies di Bali.
Melalui kegiatan seperti ini, para penyuluh tidak hanya hadir sebagai narasumber di bidang pertanian, tetapi juga tampil sebagai pelayan masyarakat yang bekerja lintas komoditas, siap menjaga ketahanan pangan sekaligus mendukung kesehatan lingkungan pedesaan. Sila/Asep Koswara*
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan megapolitannews.com