NGAWI – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Ngawi bekerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan melaksanakan kegiatan pelatihan budidaya tembakau dataran tinggi dan rendah bagi kelompok tani di Agro Techno Part (ATK) Kabupaten Ngawi pada 28/04/2025 lalu. Pelatihan ini diikuti oleh 165 anggota kelompok tani dari Kecamatan, Kendal, Jogorogo, Ngrambe, Mantingan, dan Karanganyar.
Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kompetensi petani dalam menerapkan teknologi budidaya tembakau mulai dari pembibitan hingga ke pasca panen agar kualitas dan kuantitasnya meningkat.
Seperti dikatakan oleh Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, yang menekankan pentingnya peningkatan kompetensi SDM dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas pertanian Indonesia.
“Kemajuan pertanian kita sangat bergantung pada kemampuan dan kompetensi SDM. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan SDM melalui pelatihan dan pendidikan berkualitas,”tegas Mentan Amran.
Hal ini juga disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, bahwa peningkatan kompetensi SDM ini sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan kemampuan aparatur negara.
“Kami ingin meningkatkan kemampuan SDM untuk mendukung pengembangan pertanian yang berkelanjutan dan berdaya saing,”kata Santi.
Dalam sambutannya, Kepala Bidang Penyuluhan DKPP Ngawi, Hastanina Harimurti, SPt, MM menekankan pentingnya peran pengetahuan teknis dan pemahaman iklim bagi petani dalam meningkatkan hasil panen secara berkelanjutan.
“Pelatihan ini kami selenggarakan untuk memastikan bahwa petani tidak hanya mengandalkan pengalaman, tetapi juga memahami ilmu yang tepat guna, termasuk adaptasi terhadap iklim dan peningkatan kualitas budidaya tembakau,” jelas Hastanina.
Sementara itu, dalam proses pelatihan ini, BBPP Ketindan menugaskan Saeroji selaku widyaiswara pengampu budidaya. Materi yang diajarkan mulai dari mulai pembibitan, penanganan hama dan penyakit tembakau sampai dengan panen dan pasca panen.
Saeroji mengatakan, kurangnya ilmu pengetahuan tentang teknis budidaya tembakau yang dimiliki para petani ini membuat hasil yang didapat sangat berkurang.
“Melalui pelatihan ini, maka para anggota kelompok siap melaksanakan semua ilmu yang diterimanya mulai dari cara pembibitan sampai ke pasca panennya,”kata Saeroji. SAEROJI*
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan megapolitannews.com