Telp/Fax 0341-927123 / 429725

|

Workshop Poligon Perkuat Langkah Swasembada Pangan di Kabupaten Bima

Yeniartha
May 27, 2025

BIMA – Upaya mewujudkan swasembada pangan terus diperkuat melalui pelaksanaan Workshop Poligon yang digelar secara maraton oleh Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP) Provinsi NTB. Kegiatan ini berlangsung mulai 16 – 24 Mei 2025 di 8 Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kabupaten Bima.

Workshop ini melibatkan penyuluh pertanian, perwakilan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Kelompok Tani (Poktan), serta Babinsa sebagai mitra strategis. Adapun delapan BPP yang menjadi lokasi pelaksanaan yaitu BPP Lambu, Woha, Bolo, Belo, Monta, Sape, Langgudu, dan Wawo.

Pemateri utama, Saleh Muhtar dari BRMP Provinsi NTB, memaparkan berbagai capaian dan strategi pembangunan pertanian untuk mendorong ketahanan dan kedaulatan pangan, khususnya dalam konteks Luas Tambah Tanam (LTT), optimalisasi lahan (Oplah), penguatan Brigade Pangan, serta perluasan tanam padi gogo.

Hal ini juga seperti yang ditegaskan oleh Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman yang mengajak pemerintah daerah dan penyuluh pertanian untuk berkolaborasi dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Sehingga peran penyuluh pertanian dalam mendukung percepatan swasembada pangan sangatlah penting.

“Peran penyuluh pertanian sangat penting dalam mempercepat pencapaian swasembada pangan. Pemerintah daerah dan penyuluh harus bersinergi melalui adopsi teknologi dan peningkatan kapasitas SDM pertanian,” ujar Mentan Amran.

“Keberhasilan target LTT menjadi acuan porsi bantuan pemerintah (Kementan) tahun 2025 mau benih, alsintan, dan pupuknya,”imbuh Mentan Amran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menegaskan bahwa pihaknya terus meningkatkan kompetensi penyuluh melalui pelatihan dan pendampingan. Hal ini diharapkan mendorong percepatan Luas Tambah Tanam (LTT) dan produktivitas pertanian secara nasional.

“Poligon merupakan alat analisis sederhana yang sangat efektif dalam menentukan strategi tanam dan mengidentifikasi potensi serta kendala wilayah. Melalui workshop ini, kita ingin semua pihak menyusun langkah konkret untuk menjawab tantangan swasembada pangan,” tegas Saleh saat membuka kegiatan di BPP Lambu.

Dalam paparannya, ia mengapresiasi capaian LTT Kabupaten Bima yang telah mencapai lebih dari 80 persen dari target kuartal dua. Ia juga mendorong reaktivasi Brigade Pangan dengan pendekatan adaptif, memperkuat manajemen alsintan dan pascapanen oleh kelompok tani.

Kegiatan workshop tidak hanya menjadi forum diskusi, tetapi juga ajang pemetaan potensi wilayah, evaluasi kinerja BPP, serta penyusunan dokumen aksi wilayah yang memuat jadwal tanam, rencana pelatihan petani, dan peta dukungan sarana produksi.

Koordinator Penyuluh Kabupaten Bima, Ma’ruf, menyampaikan bahwa workshop ini merupakan momentum penting dalam menyatukan persepsi lintas sektor.

“Kunci swasembada pangan adalah sinergi lapangan yang solid antara penyuluh, petani, dan Babinsa,” ungkapnya.

Ma’ruf menambahkan, hasil workshop akan menjadi dasar koordinasi dengan pemerintah kabupaten dan provinsi dalam memperkuat program pertanian. Ia juga menyoroti peran Babinsa yang sangat berarti dalam memberikan dukungan teknis dan semangat kepada petani.

“Kehadiran TNI menjadi semangat tersendiri bagi petani. Mereka merasa didampingi tidak hanya dari sisi teknis, tetapi juga keamanan dan motivasi,” ujarnya.

Sertu Hamdan, Babinsa Kecamatan Sape, menegaskan komitmennya untuk terus mendampingi petani dan penyuluh.

“Kami siap turun langsung ke lapangan, dari tanam serempak hingga distribusi benih dan pemanfaatan alsintan,” ujarnya.

Lilis, penyuluh dari BPP Woha, menyebut kegiatan workshop ini sangat berguna dalam pemetaan wilayah dan perencanaan tanam.

“Poligon membantu kami melihat wilayah binaan dengan lebih objektif. Kita bisa tahu mana yang perlu intervensi cepat,” ujarnya.

Workshop ini juga menekankan pentingnya pengembangan padi gogo sebagai andalan pangan musim kemarau. Varietas unggul tahan kering dan teknik budidaya efisien menjadi fokus pembelajaran bagi para peserta.

Antusiasme peserta pun tinggi. Baharuddin, petani dari Poktan Tani Maju, Kecamatan Monta, menyatakan optimisme dalam menyambut musim tanam.

“Kami merasa sangat terbantu. Kami yakin panen tahun ini lebih baik,” katanya.

Kegiatan workshop ini tidak hanya menjadi forum diskusi, tetapi juga wahana berbagi pengalaman antar penyuluh dan petani. Beberapa BPP bahkan menampilkan praktik terbaik di wilayahnya, seperti tanam jajar legowo, pemanfaatan pupuk organik cair, dan penggunaan benih unggul adaptif iklim.

Melalui kegiatan ini, BPP benar-benar dioptimalkan sebagai pusat data dan penggerak pembangunan pertanian. Workshop Poligon menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi dari tingkat desa dan kecamatan adalah pondasi kuat dalam mewujudkan swasembada pangan.

Dengan sinergi yang terbentuk, capaian yang diraih, dan komitmen semua pihak, Kabupaten Bima optimis mampu menghadapi tantangan ketahanan pangan dan menjadikan pertanian sebagai pilar utama pembangunan daerah. Asep/Imam*

Diterbitkan di lajurpertanian.com dan megapolitannews.com

Similar Post