Telp/Fax 0341-927123 / 429725

|

Amankan Produksi Pangan,Petani Sidoarjo Ikut Pelatihan Budidaya Padi

Aulia
Jul 09, 2024

Ketersediaan pangan dan jaminan produktivitas harus terus berjalan. Ditengah krisis pangan yang melanda beberapa dunia, jaminan keamanan pangan terus ditingkatkan oleh insan pertanian di Indonesia. Seperti yang tengah dilaksanakan oleh Pemerintah Desa Dukuhsari, Kacamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Sebanyak 70 orang petani didampingi oleh Kepala Desa, Camat, serta jajaran Muspika melaksanakan Pelatihan Peningkatan Pengelolaan Budidaya Pertanian Padi Sawah bekerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan pada 8-9 Juli 2024.

Kegiatan pelatihan dilaksanakan dalam rangka peningkatan kompetensi para pelaku pertanian di Desa Dukuhsari di bidang budidaya padi sawah. Dimana beras masih menjadi makanan pokok paling tinggi yang dikonsumsi oleh penduduk di Indonesia. Selain itu, hal mendasar dilaksanakannya pelatihan ini sebagai jaminan agar petani terhindar dari kegagalan panen, dan tentunya dalam peningkatan produksi padi.

Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan, bahwa titik pengungkit program utama Kementan adalah SDM.

Dedi Nursyamsi terus mendorong peningkatan kapasitas SDM pertanian, peningkatan pendapatan petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian, dan peningkatan ekspor komoditas pertanian. Ketiga tujuan ini mustahil berhasil tanpa ditopang oleh SDM yang kompeten.

“Balai pelatihan pertanian merupakan tempat mencari informasi dan data, tempat informasi bisnis, tempat pelatihan petani yang diharapkan dapat secara langsung berperan aktif dalam pembangunan pertanian melalui pengembangan sumberdaya manusia pertanian bagi masyarakat disekitarnya,” kata Dedi.

Kepala Desa Dukuhsari, Ikwan Widodo, menuturkan, bahwa ia membawa 70 petani di desanya agar pandai dalam pengelolaan budidaya padi. Selain pandai, ia berharap pengetahuan petani dalam penanganan antisipasi hama penyakit pada tanaman padi bisa diterapkan oleh petani di daerahnya dengan berbasis ramah lingkungan.

“Saya berharap petani-petani yang saya ajak berlatih ke BBPP Ketindan semuanya akan menyerap ilmu yang didapat. Salah satu gagalnya panen karena faktor hama penyakit yang menyerang tanaman padi. Sehingga dengan belajar ke BBPP Ketindan, pengetahuan petani semakin meningkat,” jelasnya.

Selain itu, jika petani berhasil dalam menerapkan ilmunya, ia berjanji akan membawa kembali petani-petaninya untuk belajar pengetahuan lainnya agar semakin meningkat kapasitasnya, imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala BBPP Ketindan, Nurul Qomariyah, menyambut baik rombongan Pemerintah Desa Dukuhsari beserta jajaran dan petaninya untuk belajar di BBPP Ketindan.

Dalam sambutannya, Nurul menjelaskan bahwa sebagai UPT yang memberikan pelayanan pelatihan bagi aparatur dan non aparatur, BBPP Ketindan turut mendukung peningkatan kapasitas SDM di wilayah kerja yakni Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Tengah, dan Papua Barat Daya.

“Program-program pelatihan yang dilaksanakan di BBPP Ketindan tidak hanya mendukung program strategis seperti penerapan pertanian organik dan penerapan pertanian presisi, namun juga untuk mengatasi berbagai permasalahan dan isu terkini pertanian seperti penumbuhan petani milenial dan penanganan el-nino, darurat pangan, perubahan iklim, maupun isu lain yang berada di wilayah kerja BBPP Ketindan,”jelas Nurul.

Ia juga menekankan bahwa titik krisis produksi padi ada lima yang harus dipahami oleh petani.

“Saya sangat menekankan bahwa petani harus memahami titik krisis produksi padi antara lain pemilihan benih, penanaman, pemupukan dan pengairan, pengendalian OPT, dan panen serta pasca panen,” tandas Nurul.

Diterbitkan di Swadayaonline.com

Similar Post