Telp/Fax 0341-927123 / 429725

|

Sinergi Pemkab Kutai Barat dan UPT Pelatihan Kementan Gelar Persiapan Sertifikasi Penyuluh Pertanian

Najia
Oct 05, 2025

Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor pertanian, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan menjalin koordinasi intensif dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Barat, Kamis (1/10/2025). Pertemuan ini difokuskan pada persiapan sertifikasi penyuluh pertanian, sebuah langkah strategis yang diyakini mampu memperkuat peran penyuluh dalam mendampingi petani menuju pertanian modern dan berdaya saing.

Koordinasi yang digelar ini tidak sekadar menjadi forum diskusi administratif, tetapi juga wahana menyamakan visi antara UPT Pelatihan dan daerah. Suasana pertemuan berjalan dinamis, melalui perwakilan dari BBPP Ketindan, jajaran Dinas Pertanian Kabupaten Barat, KalimantanTimur, serta penyuluh pertanian setempat aktif bertukar gagasan.

Topik utama yang menjadi sorotan adalah persyaratan dasar administratif yang wajib dipenuhi calon peserta sertifikasi. Dokumen-dokumen penting seperti riwayat pendidikan, SK jabatan, hingga portofolio kegiatan penyuluhan menjadi perhatian khusus. Persyaratan ini dipandang sebagai pondasi legal yang akan memperkuat proses sertifikasi.

Lebih jauh, peserta juga diarahkan untuk menyiapkan bukti kompetensi relevan. Catatan pendampingan kelompok tani, laporan inovasi teknologi, hingga dokumentasi kegiatan lapangan dipandang sebagai bukti konkret keterlibatan penyuluh dalam mendukung pembangunan pertanian di wilayahnya.

Djoko Witono selaku Ketua Tim Kerja Sertifikasi Profesi dan Pengelolaan Inkubator Agribisnis BBPP Ketindan, menegaskan, sertifikasi tidak semata formalitas, melainkan bentuk pengakuan profesional.

“Penyuluh harus memiliki legitimasi yang diakui secara nasional. Sertifikasi ini menjadi instrumen penting untuk mengukur sekaligus meneguhkan kapasitas mereka,” jelasnya.

Selain urusan dokumen, pembahasan juga menyinggung rancangan pembekalan sebelum uji kompetensi. Materi yang disusun mengacu pada skema sertifikasi penyuluh, meliputi lima aspek pokok: persiapan penyuluhan, pelaksanaan, evaluasi, pengkajian, serta agribisnis. Dengan rancangan ini, penyuluh diharapkan tidak hanya kompeten dalam penyampaian materi, tetapi juga memiliki wawasan luas tentang dinamika usaha tani modern.

Metode pembekalan dirancang adaptif, menggabungkan teori, simulasi, serta studi kasus lapangan. Pendekatan ini diharapkan mampu memberikan pengalaman belajar yang lebih aplikatif dan membekali penyuluh dengan keterampilan yang langsung bisa diterapkan dalam kegiatan sehari-hari.

Perwakilan dari Dinas Pertanian Kutai Barat, Syafi’i, menilai langkah ini merupakan investasi jangka panjang.

“Sertifikasi akan menambah nilai profesional penyuluh dan meningkatkan kepercayaan petani. Lebih jauh, ini akan berdampak pada produktivitas pertanian daerah,” ujarnya dalam kesempatan tersebut.

Pernyataan ini diamini oleh penyuluh yang hadir. Bagi mereka, sertifikasi merupakan kesempatan emas untuk menguji sekaligus menegaskan kemampuan yang telah lama dipraktikkan di lapangan. Beberapa bahkan menyebut kegiatan ini sebagai motivasi untuk terus belajar dan berinovasi.

Pertemuan koordinasi ini ditutup dengan kesepakatan menyusun timeline pelaksanaan sertifikasi yang realistis. Tahapannya mencakup sosialisasi, pengumpulan dokumen, pembekalan, hingga pelaksanaan uji kompetensi. Semua tahapan akan dilaksanakan di Kutai Barat dengan pendampingan penuh dari tim BBPP Ketindan.

Dengan terjalinnya sinergi antara BBPP Ketindan dan Kabupaten Kutai Barat, diharapkan sertifikasi penyuluh pertanian ini dapat berjalan lancar. Lebih dari itu, hasilnya diharapkan melahirkan tenaga penyuluh yang benar-benar kompeten, berdaya saing, dan mampu menjawab tantangan pertanian ke depan.

Sertifikasi bukanlah tujuan akhir, melainkan pijakan awal menuju peningkatan kualitas penyuluhan. Dengan kompetensi yang terukur dan diakui, penyuluh pertanian Kutai Barat siap menjadi garda terdepan dalam mendukung petani mewujudkan ketahanan pangan dan agribisnis yang berkelanjutan.

Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, yang mengatakan kompetensi SDM dibidang pertanian sangat penting. Sebab, SDM pertanian adalah tulang punggung pembangunan pertanian.

“SDM pertanian haru memiliki kualitas mumpuni untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan,” tutur Amran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, memperkuat pernyataan itu. Menurutnya, hal terpenting untuk meningkatkan pertanian adalah dengan meningkatkan kualitas SDM.

“Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP juga terus mengupayakan peningkatan SDM di bidang pertanian,” kata Santi.

Similar Post