NGAWI – Menghadapi potensi hujan susulan di akhir musim penghujan, Kelompok Tani (Poktan) Sambi Barat, Desa Tanjungsari, Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi, menggelar kerja bakti membersihkan saluran air yang melintasi area pertanian mereka. Kegiatan gotong royong ini dipimpin langsung oleh pemuda tani setempat.
Reo Putra Adiwijaya penggerak generasi muda tani di Desa Tanjungsari, mengajak para anggota kelompok tani, terutama kalangan muda, untuk terlibat langsung dalam kerja bakti yang digelar pada Jumat pagi (16/5/2025). Ia juga mengkoordinasikan pembagian tugas, mulai dari pengangkatan sampah dan endapan lumpur hingga perbaikan tanggul kecil yang rusak.
“Curah hujan memang sudah mulai menurun, tapi kita tetap harus waspada. Parit dan sungai harus bersih agar air mengalir lancar, tidak meluap dan merendam lahan,” kata Reo di sela kegiatan.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya peran generasi muda dalam membangun pertanian Indonesia.
Amran mengajak anak muda untuk terlibat dalam sektor pertanian sebagai pilar keberlanjutan pangan nasional.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyebut jika petani-petani yang ada saat ini sudah semakin tua.
“Sedangkan kebutuhan pangan tidak semakin sedikit. Itulah pentingnya mendorong regenerasi petani, yang tentunya akan menyokong ketahanan pangan,” kata Santi.
Kegiatan ini mendapat sambutan antusias dari anggota kelompok. Sebanyak lebih dari 20 petani hadir dan bekerja bahu membahu di sepanjang saluran yang menjadi jalur utama pembuangan air dari sawah mereka ke sungai desa.
Selain membersihkan sampah dan gulma, mereka juga memperlebar beberapa bagian parit yang sempit akibat sedimentasi. Hal ini dilakukan agar kapasitas tampung air meningkat dan tidak mengganggu pola tanam padi yang sedang berlangsung.
Kepala Dusun Sumyangan Desa Tanjungsari sekaligus Ketua Poktan Sambi Barat, yang turut hadir memantau kegiatan, mengapresiasi inisiatif para pemuda dan kelompok tani.
“Apa yang dilakukan Reo dan teman-teman ini patut dicontoh. Mereka tidak menunggu banjir datang baru bergerak, tapi sudah bertindak lebih awal,” ujarnya.
Reo sendiri berharap kegiatan seperti ini bisa dilakukan rutin, tidak hanya saat musim hujan.
“Parit dan saluran air itu seperti nadi bagi pertanian. Kalau buntu, semua bisa terganggu. Jadi kita harus jaga bersama-sama,” tegasnya.
Kerja bakti ini juga menjadi ajang mempererat hubungan antarpetani, membangun kekompakan, sekaligus menghidupkan kembali semangat gotong royong di tengah masyarakat pedesaan. Asep Koswara/Reo*
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan megapolitannews.com