Dalam upaya peningkatan kualitas mahasiswa sekaligus membekali mahasiswa agar siap dan mampu masuk dalam dunia kerja nyata, maka mahasiwa harus memiliki kemampuan dan wawasan pengetahuan, keterampilan serta sikap dalam dunia kerja nyata. Oleh karena itu keberadaan progam praktik kerja lapang (PKL) ini sangat penting untuk dilaksanakan dan membekali mahasiswa setelah menyelesaikan perkuliahan di kampus.
PKL merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan bagi mahasiswa dengan cara bekerja secara langsung di tengah lingkungan kerja. Salah satu tujuan dari PKL adalah mempersiapkan mahasiswa untuk produktif dan dapat langsung bekerja dibidang yang telah ditekuni dan dipelajari.
Satu dari beberapa universitas yang mempercayakan mahasiswanya untuk PKL di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan adalah Universitas Katolik Widya Karya Malang. PKL ini diikuti oleh satu orang mahasiswa atas nama Yohanes Servio Oktavianto dari Fakultas Pertanian, Program Studi Agribisnis. Pelaksanaan PKL dimulai pada bulan Agustus 2023 dan diakhiri dengan Seminar Laporan PKL pada Jumat 10/11/2023 lalu.
Bagi BBPP Ketindan kegiatan PKL merupakan kesempatan untuk berbagi ilmu dengan generasi muda di bidang pertanian. Semangat ini sejalan dengan pernyataan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, bahwa, “Pembangunan pertanian di Indonesia harus diawali dari pemuda, karena sejarah membuktikan bahwa bangkitnya peradaban dunia itu selalu diprakarsai oleh pemuda.”
BBPP Ketindan sebagai UPT Pelatihan dibawah BPPSDMP, memiliki berbagai fasilitas pelatihan salah satunya instalasi green house hidroponik. Komoditas yang dipilih mahasiswa PKL adalah sawi pagoda (Brassica narinosa L.). Sawi pagoda yang dikenal juga dengan nama Ta ke Chai yang berasal dari Tiongkok, memiliki bentuk seperti flat rosette. Sawi ini dipilih karena memiliki potensi dan prospek yang baik. Pangsa pasar untuk sawi pagoda adalah kalangan menengah ke atas. Sawi ini dipasarkan di modern fresh mart.
Selama PKL di BBPP Ketindan, Yohanes Servio dibimbing oleh widyaiswara dengan kompetensi sosial ekonomi pertanian, Herdinastiti, dan pembimbing budidaya di lahan, Jaelani. Usahatani sawi pagoda di BBPP Ketindan ini kemudian dianalisa kelayakan finansialnya, dari hasil analisa yang dilakukan oleh Yohanes Servio didapatkan bahwa usaha tani sawi pagoda secara finansial layak untuk dijalankan.
Melalui PKL di BBPP Ketindan, Yohanes dilatih untuk memiliki wawasan karier, memilih bidang karier yang ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi dalam lingkungan kerja, serta mampu mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahliannya. Hal ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi Yohanes, dan tentunnya bagi mahasiswa-mahasiwa lainnya yang tengah menjalani PKL di BBPP Ketindan.
Selama PKL di BBPP Ketindan, mahasiswa juga belajar untuk langsung membudidayakan komoditas, memasarkan, bernegosiasi, serta menganalisa usahatani yang sudah dilakukan. Dengan demikian mahasiswa belajar pertanian dari hulu hingga ke hilir.
Berita terbit di Swadayaonline.com