Long Term Training merupakan kerjasama Kementerian Pertanian (Kementan) dalam hal ini Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPDMP) cq. Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan dengan The Korea Agency of Education, Promotion and Information Service in Food, Agriculture, Forestry and Fisheries (EPIS).
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan sebagai UPT BPPSDMP bersama Tim Expert Korea Selatan berkomitmen untuk meningkatkan kompetensi para peserta dalam agribisnis smart farming.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan smart farming saat ini menjadi hal yang sangat penting dalam dunia pertanian.
“Dengan pemanfaatan alsintan yang menghemat biaya 40 sampai 60%, pemanfaatan IoT serta varietas unggul yang bisa menghasilkan banyak cuan”. kata Dedi.
Long term training memberikan kesempatan bagi para peserta petani milenial untuk belajar sambil bekerja dalam waktu yang relatif lama yakni 6 bulan dan 3 bulan.
BBPP Ketindan telah melaksanakan pelatihan tahap 1 untuk 3 bulan pertama yang ditutup pada Desember 2023 lalu. Selanjutnya pelatihan tahap dua yang diikuti oleh 12 peserta dengan durasi 6 bulan, ditutup pada Jumat (15/03/2024) oleh Sekretaris Badan PPSDMP, Siti Munifah secara daring.
Pelepasan peserta dihadiri oleh Kepala BBPP Ketindan, Tim Expert Korea, Pembina dari Polbangtan Malang, Tim K-Smart serta widyaiswara BBPP Ketindan.
Para peserta telah diajak mendalami proses agribisnis smart farming dari mulai tanam sampai pemasaran. Materi-materi yang telah diberikan dalam long term training ini meliputi: arah kebijakan pengembangan smart farming di Indonesia, budaya kerja, aplikasi peralatan smart farming, persiapan tanam dan penanaman, manajemen iklim mikro tanaman, manajemen nutrisi, manajemen pengendalian hama dan penyakit, panen dan pasca panen, pemasaran produk, analisa usaha serta permodalan.
Dalam arahannya, Sekretaris Badan PPSDMP, Siti Munifah menyampaikan ucapan terima kasih kepada Tim EPIS Korea yang telah memberikan training kepada Indonesia melalui Kementerian Pertanian, khususnya di bawah BPPSDMP yaitu BBPP Ketindan.
Ia berharap untuk semua peserta yang telah selesai training sudah paham dan bisa membedakan, menerapkan antara budaya pertanian yang berbasis on field dengan greenhouse di Indonesia.
Munifah juga menegaskan agar semua peserta bisa mengkampanyekan smart farming dan bagaimana petani Indonesia bisa meniru pertanian di Korea Selatan. Kemudian memulai dengan bisnis kecil misal dengan ukuran lahan 5x2 m, memanfaatkan medsos untuk mempromosikan usaha, dan selanjutnya melakukan evaluasi secara kontinyu dan berkelanjutan.
“Adik-adik harus bisa memberikan percontohan di Indonesia terkait pertanian modern dengan biaya rendah, efisien tenaga kerja dan semua dilakukan dengan teknologi yang mendukung produktivitas tanaman dengan hasil yang tinggi,”terang Siti Munifah.
Sementara itu, Kepala BBPP Ketindan, Nurul Qomariyah dalam laporan kegiatan menyampaikan terdapat dua kriteria untuk kelulusan semua peserta, yakni uji keterampilan dan uji pengetahuan.
“Kami sampaikan bahwa adik-adik peserta harsu melalui dua ujian untuk bisa lulus long term training, yakni uji keterampilan minimal nilai 75/ kriteria baik meliputi uji penggunaan peralatan smart farming peralatan nutrisi dan server, manajemen nutrisi, manajemen iklim mikro, pengendalian opt, perawatan tanaman, panen pasca panen, pemasaran. Sedangkan uji pengetahuan / postest minimal nilai 75 / kriteria baik dari semua materi,”jelas Nurul.
Dengan meningkatkan kompetensi peserta dalam bidang smart farming, akan memberikan dampak positif yang signifikan pada efisiensi dan produktivitas pada usahatani petani milenial. Oleh karena itu, para alumni long term trainning juga diharapkan menjadi garda terdepan dalam mengimplementasikan dan menyebarkan kembali ilmu agribisnis smart farming yang telah diperoleh kepada rekan kerja dan mitra lainnya, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia secara umum serta menjawab tuntutan ketahanan pangan di masa depan. YNI