Pelatihan manajemen pendampingan pompanisasi bagi gugus tugas/pendamping lapangan di Kodim 0411 Kabupaten Lampung Tengah merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kapasitas personel dalam pengelolaan sistem pompanisasi, teknik pendampingan dan komunikasi efektif di berbagai area operasional.
Kebijakan ini sejalan dengan program pemerintah untuk memperkuat infrastruktur pertanian dan pengelolaan sumber daya air, khususnya dalam mendukung sistem irigasi untuk mendukung program perluasan areal pertanaman (PAT).
Pelaksanaan pelatihan di Kodim 0411 Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung selama 3 hari dilaksanakan pada 16 - 18 Oktober 2024 yang berlokasi di Balai Benih Ikan Kabupaten Lampung Tengah dengan jumlah peserta sebanyak 280 orang Babinsa berasal dari Koramil Trimurjo, Punggur, Seputih Raman, Seputih Banyak, Rumbia, Seputih Surabaya, Seputih Mataram, Terbanggi Besar, Gunung Sugih, Bangun Rejo, Padang Ratu, dan Kalirejo.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa program pompanisasi yang saat ini dijalankan bertujuan untuk peningkatan produksi pertanian.
“Program pompanisasi bertujuan untuk menyediakan air hingga ke lahan sehingga dapat mewujudkan pertuasan areal tanam. Kami mendorong sepenuhnya pompanisasi untuk peningkatan produksi dan perluasan areal tanam,” tegas Mentan Amran.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, berharap agar babinsa dan penyuluh dapat melakukan optimaslisasi pompanisasi.
“Kita harus kerja keras karena masih ada daerah yang kekeringan, sehingga membutuhkan pompa. Rekan Babinsa bisa mengimplementasikan dengan baik, bisa menguasai filosofi penggunaan pompa, bagaimana melakukan perawatan dan juga modifikasi sehingga bisa dioptimalkan dengan pompa tersebut”. sebut Santi
Santi menambahkan, dari pelatihan ini dapat dipraktikkan langsung dalam melakukan pendampingan kepada petani yang harapannya dapat mewujudkan swasembada pangan.
Tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman teknis peserta dalam pengoperasian pompa, pemeliharaan rutin, serta penanganan perbaikan yang diperlukan, teknik pendampingan dan komunikasi efektif.
Selain itu, pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peserta dalam merancang strategi implementasi pompanisasi yang efektif dan berkelanjutan, melaksanakan teknik pendampingan dan komunikasi efektik dengan baik dan benar di wilayah tugas masing-masing.
Sementara itu, Kepala BBPP Ketindan, Nurul Qomariyah, menyampaikan pentingnya peran Babinsa dan pendamping lapangan dalam memastikan implementasi pompanisasi berjalan dengan baik.
“Kami berharap pelatihan ini dapat menjadi sarana yang efektif untuk pengembangan kapasitas diri. Semoga dengan ilmu dan keterampilan yang diperoleh nantinya dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing melalui penerapan inovasi dan teknologi,”kata Nurul.
Komitmen para peserta, disiplin dan keterlibatan penuh peserta selama pelatihan akan menjadi kunci keberhasilan dalam menguasai materi. Pelatihan ini tidak hanya sekedar teori, tetapi juga akan diisi dengan praktik on job training langsung di lapangan selama 2 hari.
Kolaborasi adalah kunci keberhasilan dalam manajemen pompanisasi. Pelatihan ini juga akan memfasilitasi diskusi dan kerja sama antar peserta, sehingga mereka bisa saling berbagi pengalaman dan solusi terhadap berbagai tantangan yang mungkin dihadapi di lapangan. Dengan kolaborasi yang baik, diharapkan setiap permasalahan yang muncul dapat diatasi dengan lebih cepat dan efektif.
Diterbitkan di swadayaonline.com