LAHAT – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mempercepat pemasangan pompanisasi di Sumatra Selatan (Sumsel) sebagai solusi cepat dalam mengantisipasi kekeringan panjang akibat gelombang panas dunia.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman optimistis Indonesia akan mampu mencapai swasembada pangan dalam waktu kurang dari tiga tahun.
Optimisme ini didorong oleh berbagai langkah strategis yang diambil pemerintah, termasuk program perluasan areal tanam (PAT) dan penerapan pompanisasi sebagai respons cepat menghadapi kekeringan panjang akibat gelombang panas.
“Insyaallah, dalam waktu tidak lebih dari tiga tahun, kita akan kembali swasembada. Pompanisasi ini dilakukan untuk memanfaatkan air sungai yang tidak pernah kering agar dapat dialirkan ke sawah,” ungkap Amran.
Pompanisasi merupakan upaya penyediaan pompa air untuk kebutuhan irigasi di lahan sawah pertanian para petani. Hal ini adalah lokus kebijakan pemerintah dalam mendukung petani menghadapi tantangan kekeringan yang belakangan masih terjadi di beberapa daerah di Indonesia.
Mentan Andi Amran Sulaiman mengatakan pompanisasi adalah solusi cepat agar petani bisa melakukan tanam padi. Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono dalam beberapa kesempatan saat berkunjung langsung ke daerah-daerah mengungkapkan rasa optimis yang tinggi terhadap program pompanisasi yang sedang berjalan. Petani, menurut Sudaryono, adalah profesi yang terhormat dan mulia. Peran mereka sangat vital bagi keberlangsungan bangsa.
“Pompanisasi menjadi pilihan tepat dan strategis bagi masa depan Indonesia yang kini tengah menghadapi ancaman darurat pangan,” terang Sudaryono
Menindaklanjuti hal itu, Badan Penyuluhan dan pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) melaksanakan pelatihan pendampingan manajemen pompanisasi secara hybrid. Pelatihan yang dilaksanakan oleh UPT Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP ) Ketindan.
Pelatihan digelar selama tiga hari di Kodim 0405 Lahat dan Kodim 0406 Lubuk linggau Sumatera Selatan, pada 11/10/2024 lalu yang diikuti oleh 81 Babinsa dari Kabupaten Lahat dan 33 Babinsa dari Kabupaten Lubuklinggau.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyampaikan terima kasihnya kepada TNI dalam hal ini Babinsa yang sangat rajin dan cekatan saat terjun ke lapangan. Dalam rangka meningkatkan produksi, produktifitas, menjamin ketersediaan pangan dalam upaya swasembada beras.
“Babinsa ini sangat rajin turun ke lapangan saat di minta melakukan pendampingan kepada para petani dan berkolaborasi yang baik dengan para penyuluh. Saat turun ke lapangan saya menemukan babinsa yang berkolaborasi bersama penyuluh dalam menghidupkan pompa,” kata Santi.
Sementara itu, dalam arahannya secara daring, Sekretaris Badan, Siti Munifah, yang membuka pelatihan menyampaikan, dalam rangka meningkatkan produksi, produktivitas, menjamin ketersediaan pangan dalam upaya swasembada beras, namun penyaluran batuan pompanisasi masih tergolong sedang sehingga perlu untuk ditingkatkan.
“Sampai hari ini sudah 1.179 unit atau 91 persen pompa yang sudah terpasang. Namun yang tersisa tolong segera diselesaikan dan dimanfaatkan demi peningkatan produksi di Sumsel,” kata Munifah.
Sementara itu, Nurul Qomariah Kepala BBPP Ketindan dalam sambutannya mengatakan bahwa pelatihan manajemen pendampingan membangun pondasi dalam pelaksanaan tugas pendamping lapangan tim gugus pompanisasi.
Setelah dibuka secara daring, peserta pelatihan yang terdiri dari babinsa yang bertugas di Kodim 0405 Kabupaten Lahat dan Kodim 0406 Kabupaten Lubuklinggau menerima materi dari Widyaiswara BBPP Ketindan, Isdianto. Materi yang disampaikan meliputi Komitmen Berlatih, Teknik Pendampingan, Komunikasi Efektif, serta Pengoperasian, Pemeliharaan dan Perbaikan Pompa, dan Rencana Tindak Lanjut.
Isdianto mengatakan bahwa berdasarkan laporan dilapangan realiasi PAT di Kabupaten Lahat sampai hari ini sudah 1.179 unit atau 91 persen pompa yang sudah terpasang diharapkan ke depan program pompanisasi dapat mendukung perluasan dan mempercepat akselerasi perluasan tanam (PAT) untuk memperkuat produksi nasional yang sempat turun akibat cuaca ekstrem.
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan swadayaonline.com