Salah satu unggulan kegiatan dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) adalah peningkatan kualitas SDM pertanian.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan sebagai unit pelaksana teknis (UPT) Pelatihan dibawah BPPSDMP, bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Supiori Provinsi Papua menggelar Pelatihan Tematik Penggunaan Alat Pengolahan Hasil Kelapa di Balai Penyuluh Pertanian Wakre di Distrik Supiori Timur yang telah digelar pada 23-25 April 2024.
Kegiatan dibuka Selasa, (23/04/2024), dan dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Supiori, Marina Fransina Msen, serta Widyaiswara dari BBPP Ketindan, Diana Triswaningsih.
Kegiatan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan serta perubahan sikap para petani kelapa di Kabupaten Supiori dalam mengoptimalkan peralatan pengolahan kelapa dalam menghasilkan aneka produk turunan kelapa. Dalam langkah strategis untuk mengembangkan sektor pertanian dan upaya meningkatkan potensi pangan lokal.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, menyampaikan pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan kapasitas dan kompetensi SDM pertanian.
“Pertanian adalah bisnis. Artinya, pertanian harus menghasilkan, harus menguntungkan, maka tugas widyaswara dan pengelola pelatihan untuk mampu melatih para peserta pelatihan memahami proses bisnis,” ujar Dedi.
Pelatihan dihadiri oleh 30 petani kelompok wanita tani yang terpilih mewakili dari 5 (lima) distrik yaitu Distrik Supiori Utara, Distrik Supiori Barat, Distrik Supiori Selatan, Distrik Supiori Timur dan Distrik Kepulauan Aruri. Para peserta juga sangat antusias memperoleh pengetahuan baru dalam pengolahan hasil kelapa.
Materi pelatihan mencakup berbagai aspek, mulai cara menggunakan alat pengolah kelapa yang bisa mengoptimalkan hasilnya saat digunakan dalam produksi diversifikasi olahan kelapa. Hasil olahan kelapa yang sangat memberikan nilai ekonomis bagus dengan mengolahnya menjadi minyak kelapa murni.
Selain minyak murni yang dihasilkan, limbahnya setelah diambil santannya bisa dilakukan olahan menjadi tepung ampas kelapa. Tepung ampas kelapa yang dihasilkan dari perasan santan, dapat digunakan sebagai bahan dasar pembentuk kue basah maupun kering untuk meminimalkan penggunaan tepung terigu, yang merupakan salah satu program pemerintah untuk memanfaatkan potensi lokal yang ada di wilayah Indonesia.
Diana Triswaningsih, widyaiswara yang melatih, berharap setelah pelatihan dilaksanakan, akan ada beberapa hasil praktek pembuatan produk bisa digunakan modal dalam memproduksi diversifikasi olahan kelapa serta nantinya ada perubahan pendapatan ekonomi rumah tangga petani menjadi lebih tinggi dari sebelumnya.
“Dengan meningkatnya kualitas dan nilai tambah produk kelapa, diharapkan akan terjadi peningkatan pendapatan bagi petani lokal serta memperluas pangsa pasar produk pertanian daerah,”jelas Diana.
Pelatihan Tematik Penggunaan Alat Pengolahan Hasil Kelapa menjadi tonggak penting dalam menyongsong era pertanian inovatif di Kabupaten Supiori. Dengan melibatkan berbagai pihak terkait dan menghadirkan inovasi dalam pengolahan hasil kelapa, diharapkan sektor pertanian di wilayah ini dapat semakin maju dan memberikan manfaat bagi masyarakat lokal. DNA/NZF/YNI