Komitmen Negara Indonesia dalam memperkuat hubungan dengan negara mitra di Afrika dan Pasifik melalui kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) di sektor pertanian terus dilakukan diantaranya melalui penyelenggaraan kegiatan workshop oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) dengan tema “Strengthening Collaboration in the Agriculture Sector within the Framework of South-South and Triangular Cooperation for Pacific and African Countries” di Bandung pada tanggal 24-25 Juli 2024.
Kegiatan ini menjadi suatu pencapaian yang luar biasa dimana Kementan dapat menghadirkan beragam pemangku kepentingan di bawah payung KSST, termasuk Duta Besar negara-negara kawasan Afrika dan Pasifik, mitra pembangunan, kementerian dan lembaga terkait, serta unit-unit teknis dari Kementan yang hadir untuk mendiseminasikan kerjasama unggulan dan expertise yang dimiliki.
Workshop dihadiri oleh beberapa Duta Besar negara-negara kawasan Afrika dan Pasific di Jakarta dan mitra pembangunan. Selain itu juga, hadir beberapa unit-unit teknis di Kementan yang hadir untuk mendesiminasikan kerjasama unggulan dan expertise yang di miliki.
Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan Plt Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan banyak SDM.
"Melalui kerja sama, bidang pertanian akan terus meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusianya guna mendukung pertanian yang maju, mandiri, dan modern," ujar Dedi.
Workshop dibuka oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, yang diwakili oleh Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Siti Munifah. Ia juga menyampaikan panel diskusi mengenai peran aktif BPPSDMP dalam mendukung sektor pertanian di negara Selatan-Selatan dan Triangular.
“Kami dari BPPSDMP mendukung pengembangan sektor pertanian di negara Selatan-Selatan dan Triangular melalui peningkatan kompetensi SDM melalui pelatihan” terang Munifah.
Ia juga menyampaikan dalam sambutannya, bahwa Kementan sendiri sebelumnya telah berperan pada lebih dari 100 proyek kerjasama yang manfaatnya telah dirasakan oleh lebih dari 50 negara di Asia, Afrika, dan Pasifik, serta di Palestina. Begitu pula dengan beberapa unit pelaksana teknis di Kementerian Pertanian yang telah menjadi Center of Excellence dalam pelaksanaan KSST.
“Kementan juga merupakan perintis dalam pembangunan Pusat Pelatihan Pertanian, Farmer’s Agricultural and Rural Training Center (FARTC) di Tanzania dan Agricultural Rural Farmers Training Center (ARFTC) di Gambia dan Pembangunan Demo Farm dan Regional Training Center di Fiji. Upaya Kementan dalam menggiatkan kerjasama pertanian dengan negara-negara Afrika dan Pasifik sudah berlangsung lama. Bahkan sejak Tahun 1980, Indonesia telah meluncurkan lebih dari 100 proyek di 73 negara, termasuk di Afrika dan Pasifik,” Imbuhnya.
Kementan berharap upaya ini akan didukung lebih lanjut oleh mitra pembangunan seperti JICA, FAO, IsDB, NAM-CSSTC, dan Lembaga Dana Kerjasama Pembangunan Internasional (LDKPI). Selain itu, Konsul Jenderal Hendra Satya Pramana dari Kementerian Luar Negeri juga menekankan pentingnya melaksanakan komitmen lama Indonesia untuk membantu negara-negara mitra. Komitmen ini telah ada sejak Konferensi Asia-Afrika Tahun 1955 dan berlanjut dengan janji Presiden Joko Widodo pada kunjungannya ke Afrika pada Tahun 2023.
Balai Besar Pelatihan Pelatihan (BBPP) Ketindan sebagai salah satu unit pelaksana teknis (UPT) di bawah BPPSDMP, turut serta berpartisipasi dalam kegiatan workshop ini dan mendukung kegiatan tersebut melalui gelaran mini exhibition sebagai sarana dalam memperkenalkan dan menawarkan program pelatihan unggulan di bidang pertanian. Apalagi BBPP Ketindan telah beberapa kali menggelar pelatihan bekerjasama dengan KSST.
Duta Besar Sudan untuk Indonesia, H.E. Yassir Mohammed Ali salah satunya merasa tertarik dalam membangun kerjasama ke depannya dengan BBPP Ketindan khususnya terkait dengan pelatihan di bidang pengolahan hasil herbal dan tanaman pangan lainnya. Begitu pula dengan negara lainnya seperti Tanzania, Kenya, Nigeria, dan Mozambik yang tertarik dalam kerja sama dalam penanganan hama khususnya armyworm pada tanaman jagung yang telah menimbulkan kerugian sangat tinggi di negara Afrika.
Kepala BBPP Ketindan, Nurul Qomariyah, sangat menyambut baik dengan rencana kerja sama tersebut dan berharap melalui kegiatan workshop ini diharapkan tidak hanya mampu membuka peluang kerjasama tapi juga dapat memberikan nilai tambah dalam meningkatan peran aktif Indonesia di KSST baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun politik.
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan swadayaonline