Telp/Fax 0341-927123 / 429725

|

Kementan Siapkan Pelatihan Manajemen Pendampingan Pompanisasi di Kalbar dan Kalteng

Yeniartha
Oct 04, 2024

Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) melalui unit pelaksana teknis (UPT) Pelatihan tengah menyelenggarakan pelatihan manajemen pendampingan pompanisasi di berbagai wiayah di Indonesia.

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan sebagai UPT dibawah BPPSDMP juga sedang mempersiapkan pelatihan, yang diawali dengan audiensi dan koordinasi dengan Kodam XII Tanjungpura, Rabu (02/10), untuk persiapan Pelatihan Manajemen Pendampingan Pompanisasi yang akan dilaksanakan 14 - 17 Oktober 2024 mendatang.

Kegiatan tersebut akan dilaksanakan dalam 2 tahap, untuk Kalimantan Barat (Kalbar) 14 - 16 Oktober 2024 dan Kalimantan Tengah (Kalteng) 15 – 17 Oktober 2024.

Pompanisasi merupakan salah satu program Kementerian Pertanian sebagai upaya untuk peningkatan produktivitas pertanian melalui pengairan/irigasi, yang saat ini tengah berjalan dibeberapa wilayah Indonesia. Hal ini seperti ditegaskan oleh Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman.

Menteri Amran mengajak para petani di seluruh daerah untuk memanfaatkan program pompanisasi yang disiapkan pemerintah dalam mengantisipasi kemarau panjang. Menurutnya, pompanisasi dapat memperkuat perekonomian desa menjadi lebih kuat dan produktif.

"Satu pompa bisa melayani 50 sampai 100 hektar, bayangkan kalau 10.000 pompa bisa melayani 50 hektar saja per pompa itu artinya bisa 500.000 hektare. Dan kalau 500.000 ini bisa menghasilkan 1,5 juta ton, itu berarti akan meningkatkan pendapatan petani 15 Triliun per tahun. Artinya apa? Ekonomi bergerak di desa", jelas Menteri Amran.

Hadir pada kegiatan audiensi dan koordinasi ini antara lain Pangdam XII Tanjungpura Mayjen TNI Iwan Setiawan, Asterdam XII/Tanjungpura Kolonel Arm Djoko Sudjarwo, Pabandya Wanwil Sterdam XII/Tanjungpura Mayor Arm Nurhadi, Kepala BBPP Ketindan Nurul Qomariyah didampingi oleh Ketua Tim Kerja Program dan Kerjasama, Musdalipah.

Dari hasil audiensi dan koordinasi ditetapkan pelatihan di wilayah Korem Provinsi Kalbar dilaksanakan pada 14 -16 Oktober 2024 di Kabupaten Bengkayang dengan metode hybrid learning. Peserta pelatihan berasal dari Kabupaten Bengkayang, Landak, Kapuas Hulu, Ketapang, Mempawah, Sambas, Sanggau, Sintang, Sekadau, Melawi, Kayong Utara, Kuburaya dan Singkawang, dengan jumlah peserta sebanyak 217 orang. Pelaksanaan pola pelatihan yaitu hari pertama penyampaian materi dan penugasan secara klasikal, dilanjutkan hari kedua dan ketiga peserta melakukan on the job training (OJT) di wilayah masing-masing.

Sementara itu pelatihan di wilayah Korem Provinsi Kalteng akan diselenggarakan pada 15-17 Oktober 2024 di Kabupaten Kotawaringin Timur dengan metode hybrid learning. Peserta berasal dari Kabupaten Barito Selatan, Barito Utara, Kapuas, Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Kota Palangkaraya, Seruyan, Katingan, Sukamara, Lamandau, Barito Timur dan Gunung Mas, dengan jumlah peserta sebanyak 71 orang. Pelaksanan pola pelatihan sama dengan pelaksanaan di Provinsi Kalbar.

Pangdam Tanjungpura Mayjen TNI Iwan Setiawan, sangat mendukung penuh kegiatan pelatihan manajemen pendampingan pompanisasi yang bersinergi dengan Kementerian Pertanian. Ia secara langsung menyampaikan kepada Asterdam dan para Dandim di Kalimantan Barat untuk segera menyiapkan segala sesuatunya.

“Saya minta semua untuk berperan aktif melaksanakan pelatihan tersebut. Dengan catatan kegiatan harus dijalankan dengan penuh tanggungjawab, harus tertib administrasi dan dilaksanakan dengan happy,” tegas Iwan Setiawan.

Kepala Badan PPSDMP, Idha Widi Arsanti dalam kesempatan terpisah mengatakan, bahwa Babinsa sebagai pendamping kelompok tani memiliki peran vital dalam memberikan arahan dan membimbing para petani untuk mengoptimalkan program pompanisasi

Lebih lanjut Ia mengatakan adanya sinergi dan kolaborasi Kementan dengan TNI akan menguatkan upaya dalam peningkatan produktivitas pertanian dan mewujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia di tahun 2045 mendatang.

“Sinergi dan kolaborasi Kementan dengan TNI akan menguatkan upaya dalam peningkatan produktivitas pertanian dan mewujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia di tahun 2045 mendatang,” ungkap Santi.

Diterbitkan di lajurpertanian.com dan swadayaonline.com

Similar Post