MERAUKE – Pertanian modern merupakan program yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memperkuat sektor pertanian Indonesia dengan meningkatkan kemampuan dan keahlian Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian, terutama di kalangan generasi muda. Program ini berfokus pada integrasi manajemen agribisnis dan korporasi.
Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman mengatakan, salah satu program untuk mencapai swasembada pangan dilakukan melalui optimalisasi lahan.
“Tentunya program ini perlu melibatkan dukungan berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah, penyuluh dan petani muda”, ujar Mentan Amran.
Mentan Amran menargetkan Kabupaten Merauke di Provinsi Papua Selatan menjadi daerah percontohan pertanian modern yang mampu menekan biaya produksi dan meningkatkan indeks kesejahteraan petani.
Senada dengan hal tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti menyebutkan bahwa untuk mencapai target swasembada pangan kita insan pertanian harus selalu berkoordinasi dan bersinergi dengan baik. Berbagai Upaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian terus dilakukan di Kabupaten Merauke.
“Kegiatan ini memiliki tujuan diantaranya untuk mengetahui potensi dan kendala dalam pemanfaatan alsintan, meningkatkan efisiensi produksi, meningkatkan pendapatan petani serta dapat mendorong pengembangan usaha tani. Dari hasil pendataan dan analisis dapat dijadikan dasar untuk merumuskan program-program pengembangan usaha tani yang lebih terarah,” tutur Santi di sela-sela kunjungan kerja untuk persiapan hari pangan sedunia di Merauke, Sabtu (28/09/2024).
Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, Nurul Qomariah, sekaligus wakil ketua Satgas Pertanian Modern di Merauke, menjelaskan program inisiatif Kementerian Pertanian untuk memperluas lahan produktif padi dengan mengintegrasikan sub sektor terkait dalam rangka mewujudkan Swasembada dan Lumbung Pangan Dunia tahun 2029.
“Program Pertanian Modern ini merupakan pilot project dari 10 Kabupaten yang terpilih di wilayah Indonesia sehingga kami sangat mendukung program tersebut. Kabupaten Merauke merupakan salah satu dari 10 kabupaten yang terpilih” jelas Nurul.
Nurul menambahkan, saat ini UPJA (Usaha Jasa Pelayanan Alsintan di Merauke masih berstatus Kelas Pemula sehingga dengan adanya kegiatan Pertanian Modern akan dapat meningkatkan SDM Pertanian yang nantinya akan meningkatkan juga manajemen pengelolaan UPJA agar bisa lebih berkembang dan bermanfaat.
Tim SATGAS Pertanian Modern Kabupaten Merauke yang diterjunkan oleh BPPSDMP Kementan merupakan sinergi kerjasama dari BBPP Ketindan, Polbangtan Manokwari, Pusat Penyuluh Pertanian, BSIP Propinsi Papua Selatan, Ditjen Tanaman Pangan, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian serta melibatkan para alumni Polbangtan Manokwari, PEPI dan Mahasiswa Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Polbangtan Manokwari dan Mahasiswa Study Inpenden Bersertifikat (MSIB) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Serangkaian kegiatan pendataan dan analisis telah di lakukan di Kabupaten Merauke yang meliputi 3 Distrik yaitu Distrik Semangga, Distrik Tanah Miring dan Distrik Kurik.
Dari Hasil pendataan menunjukkan adanya potensi besar dalam pemanfaatan alsintan untuk meningkatkan efisiensi produksi pertanian. Sebagai contoh di Distrik Kurik, pendataan di 4 kampung yaitu Kelompok UPJA Arunasita Jaya di Kampung Candra Jaya, Kelompok UPJA Sejahtera di Kampung Salor Indah, Kelompok UPJA Raden Tani Jaya di Kampung Telaga Sari dan Kelompok UPJA Harapan Makmur di Kampung Harapan Makmur.
“Lokus kegiatan Pertanian Modern difokuskan pada UPJA Raden Intan Jaya yang telah berdiri sejak tahun 2024 dan memiliki 13 unit alsintan yang dikelola,” kata Djoko Sumianto Widyaiswara BBPP Ketindan dan Tim SATGAS Pertanian Modern di Merauke.
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan swadayaonline.com