Telp/Fax 0341-927123 / 429725

|

Naikkan Nilai Tambah Tanaman Obat, Penyuluh Ikuti Pelatihan Olahan Hasil

Aulia
Nov 16, 2023

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan sebagai UPT dibawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) melaksanakan Pelatihan Pengolahan Hasil Tanaman Obat bagi Aparatur (Penyuluh Pertanian) pada November 2023 ini. Pelatihan ini bertujuan agar peran penyuluh dalam transfer teknologi ke petani semakin memberikan peningkatan pendapatan bagi petani. Sehingga peran petani dan penyuluh mampu mengelola sumber daya alam (SDA) yang ada secara intensif demi tercapainya peningkatan produktivitas serta tercapainya ketahanan pangan dan ketahanan ekonomi.

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengingatkan penyuluh untuk benar-benar dekat dan mendampingi petani dan memastikan kebijakan pertanian sampai ke tingkat petani mulai dari penyaluran pupuk, penggunaan benih bermutu, penyaluran sarana dan prasarana produksi, hingga pemanfaatan asuransi.

Transfer teknologi pertanian kepada petani serta digitalisasi sebagai adaptasi perubahan zaman juga disebut menjadi tantangan bagi penyuluh. Jika kebijakan pertanian berjalan dan didukung peran optimal dari penyuluh pertanian, Amran optimis Indonesia tidak lagi bergantung dari negara lain dalam hal pangan.

"Tahun 2024 kita targetkan peningkatan produksi dan 2026 sudah kembali semula, swasembada. Berikutnya kita ekspor ke berbagai negara," tegas Amran.

Seiring dengan perkembangan zaman, tantangan di sektor pertanian semakin kompleks diantaranya yaitu perubahan iklim, fluktuasi pasar, dan tuntutan konsumen yang semakin tinggi. Dalam rangka menjawab tantangan tersebut diperlukan inovasi dan peningkatan kompetensi salah satunya dalam pengolahan hasil pertanian. Pengolahan hasil pertanian adalah kegiatan mengubah bahan pangan menjadi beraneka ragam bentuk dan macamnya, disamping juga untuk memperpanjang daya simpan, dengan pengolahan diharapkan bahan hasil pertanian akan memperoleh nilai tambah yang jauh lebih besar sebagai upaya dalam meningkatkan ekonomi masyarakat, terutama sektor pertanian.

Komoditas pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan adalah tanaman obat atau tanaman herbal. Tanaman obat telah menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya dan kesehatan manusia sejak zaman dahulu kala, khususnya bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Dan memberikan harapan untuk penyembuhan dan kesejahteraan, serta memegang peran penting dalam dunia kesehatan dan pengobatan alami.

Selain berbagai teori dan praktik olahan tanaman obat menjadi sirup, manisan, instant, serta suplemen yang bernilai ekonomis tinggi, peserta juga mempelajari khasiat, standar produk, dan analisa produksi usaha tani untuk mengetahui apakah pengolahan hasil tersebut bisa memberikan keuntungan finansial.

Di kesempatan yang lain, Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) menegaskan pentingnya peran SDM pertanian khususnya penyuluh dalam mendampingi petani.

"Kunci keberhasilannya adalah cara impelementasi inovasi teknologi secara keseluruhan, meningkatkan produktifitas dan daya saing mandiri," kata Dedi.

Kepala BBPP Ketindan, Sumardi Noor, juga menuturkan, dengan adanya pelatihan ini tugas, fungsi dan peran penyuluh pertanian dapat dioptimalkan dalam upaya mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan nasional terutama dibidang pengolahan hasil tanaman obat.

“Penyuluh yang telah mengikuti pelatihan ini diharapkan akan menyampaikan ke kelompok tani binaan masing-masing yang dapat dirasakan manfaatnya oleh para petani,” tuturnya.

Berita terbit di Swadayaonline.com

Similar Post