GRESIK – Penyuluh pertanian di Kabupaten Gresik tengah gencar melakukan kegiatan monitoring Luas Tambah Tanam (LTT) padi MT 1 di tahun 2025 ini. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan target tanam yang telah ditetapkan pemerintah pusat dan daerah dapat tercapai untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Monitoring dilakukan secara langsung ke sawah-sawah petani yang tersebar di berbagai desa, kecamatan di Kabupaten Gresik. Penyuluh mendata luas lahan yang telah ditanami, varietas padi yang digunakan, pengairan, serta kondisi pertumbuhan tanaman.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa peran penyuluh merupakan ujung tombak dalam keberhasilan program ketahanan dan swasembada pangan.
“Penyuluh adalah penggerak utama di lapangan. Mereka yang mendampingi petani, memastikan tanam terjadi, dan melaporkan capaian secara real-time. Dukungan dan penguatan peran mereka adalah prioritas kami,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, turut menekankan pentingnya fungsi koordinatif dan kolaboratif yang dijalankan oleh penyuluh. Ia menyampaikan bahwa keberhasilan swasembada pangan sangat bergantung pada kecepatan aksi di lapangan serta keakuratan data yang dilaporkan.
“Setiap penyuluh memiliki peran strategis bukan hanya dalam mendampingi petani, tetapi juga menjadi penghubung langsung antara kebijakan pusat dan implementasi teknis. Optimalisasi pelaporan melalui e-Pusluh maupun e-Monev adalah bentuk akuntabilitas kita semua,” jelas Santi.
Menurut Koordinator Penyuluh Pertanian Kabupaten Gresik, Edy Sutrisno, kegiatan ini menjadi salah satu indikator penting dalam pengambilan kebijakan pangan.
“Monitoring LTT sangat penting karena dari data inilah kami bisa memetakan potensi panen dan ketersediaan beras di wilayah Gresik,” ujarnya saat ditemui di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Menganti, pada 16/04/2025 lalu.
Edy juga menyebutkan bahwa LTT padi di Wilayah Gresik Utara dimulai sejak bulan Februari hingga bulan April 2025, sementara itu wilayah Gresik Selatan sejak Maret hingga bulan April 2025 ini masih berlangsung. Realisasi LTT wilayah Gresik Bulan Februari – Maret telah mencapai 100% dan hingga pertengahan April ini, realisasi LTT telah mencapai 69% dari target yang ditetapkan.
“Kami optimis target tercapai, apalagi cuaca mendukung dan semangat petani cukup tinggi,” lanjut Edy.
Salah satu penyuluh di Kecamatan Menganti, Rochani Iswandari, mengungkapkan bahwa tantangan di lapangan cukup beragam.
“Beberapa petani menunda tanam karena lahan terkena banjir di bulan Februari dan Maret, menunggu antrian olah lahan akibat keterbatasan alsintan hand traktor, ketersediaan air yang terbatas sehingga harus memompa air dari sungai, dan lain-lain, akan tetapi sebagian besar petani di Kecamatan Menganti sudah turun ke sawah,”ungkap Rochani.
Ia juga menambahkan bahwa peran penyuluh tidak hanya mendata, tapi juga memberi motivasi dan solusi teknis.
“Kita bantu petani memilih varietas unggul, pengendalian hama dan penyakit, mengarahkan penggunaan pupuk secara berimbang, mensosialisasikan penggunaan pupuk organik baik padat maupun cair dan penggunaan pupuk hayati cair, serta penanganan panen dan pasca panen dan mensosialisasikan serap gabah oleh bulog dengan harga Rp.6.500,- GKP tanpa syarat kadar air, kadar hampa dan lain-lain” jelas Rochani.
Di Desa Gadingwatu, Beton, dan Pranti, Kecamatan Menganti, petani mulai menanam varietas Inpari 32, IR64, dan Ciherang. Lahan yang ditanami tercatat mencapai lebih dari 300 hektare pada minggu kedua April. Beberapa petani bahkan sudah melakukan penyulaman bibit.
Sunarto, petani sekaligus ketua Gapoktan di Desa Pranti, mengatakan bahwa pendampingan dari penyuluh sangat membantu.
“Biasanya kami bingung kapan tanam yang pas, tapi sekarang diarahkan oleh penyuluh berdasarkan prediksi BMKG, jadi tidak asal tanam. Selain itu kami juga berkeluh kesah dan berkonsultasi ke penyuluh ketika tanaman padi kami terserang hama dan penyakit,” ujarnya.
Edy Sutrisno selaku Koordinator KJF Kabupaten Gresik juga mengajak semua pihak, terutama pemerintah desa dan poktan dan gapoktan, untuk mendukung kegiatan ini dengan keterbukaan informasi dan kerja sama yang baik. Penyuluh pertanian akan terus melakukan monitoring LTT hingga akhir MT 1 ini.
“Tujuan akhir dari semua ini adalah menjamin ketersediaan pangan. Dengan data yang akurat, kita bisa lebih siap menghadapi musim panen dan distribusinya serta bisa berkolaborasi dengan bulog untuk serap gabah/berasnya,” pungkasnya. Asep/Rochani*
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan megapolitannews.com