Telp/Fax 0341-927123 / 429725

|

Pemkab Situbondo Dampingi Petani Kendalikan OPT Tanaman Padi

Yeniartha
May 31, 2025

SITUBONDO – Upaya pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) terus dilakukan oleh penyuluh pertanian untuk menjaga produktivitas padi.

Di Desa Telempong, Kecamatan Banyuglugur, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, penyuluh pertanian bersama Kelompok Tani (Poktan) Lestari turun langsung ke lapangan membantu petani mengendalikan serangan penyakit blast dan hama penggerek batang yang mulai mengancam tanaman padi pada fase vegetatif pada (29/05).

Penyakit blast dan penggerek batang padi diketahui sebagai dua OPT utama yang dapat menyebabkan kerugian hasil cukup besar jika tidak ditangani segera. Serangan blast menyebabkan bercak nekrotik pada daun dan leher malai, sedangkan penggerek batang menyebabkan tanaman menjadi puso karena matinya titik tumbuh.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan pemerintah telah berkomitmen untuk berpihak kepada petani, termasuk mendampingi petani saat mengalami masalah serangan OPT.

“Produksi padi tidak boleh terganggu oleh serangan OPT ataupun dampak perubahan iklim”, ujar Mentan Amran.

Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan dalam upaya pencegahan dan pengendalian hama dan penyakit tanaman, peran penyuluh dan petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) sangatlah penting.

Penyuluh pertanian yang mendampingi Poktamn Telempong mengatakan terjadinya gejala serangan pada tanaman padi milik petani.

“Kami menerima laporan dari petani tentang gejala blast pada beberapa petakan sawah, berupa bercak berbentuk belah ketupat. Setelah pengecekan bersama petugas, kami pastikan itu blast stadium awal,” terang Fajar Rahmansyah, penyuluh pertanian BPP Banyuglugur.

Selain blast, gejala serangan penggerek batang juga terlihat dari beberapa anakan padi yang menguning dan mati.

Menurut Fajar, situasi ini memerlukan penanganan cepat dan tepat agar tidak meluas. Fajar pun langsung mengorganisir kegiatan pengamatan intensif bersama anggota Kelompok Tani Lestari.

“Kami lakukan pengamatan serempak, lalu sosialisasi pengendalian terpadu di lahan. Ini bagian dari Gerakan Pengendalian (Gerdal) yang juga kami koordinasikan dengan petugas POPT,” jelasnya.

Fajar menambahkan jika pengendalian penyakit blast dilakukan dengan penyemprotan fungisida berbahan aktif azoksistrobin dan trifloksistrobin pada pagi hari dengan dosis sesuai anjuran. Sementara untuk penggerek batang, digunakan insektisida berbahan aktif klorantraniliprol.

“Selain kimia, kami juga sarankan petani melakukan sanitasi lahan dan mengatur jarak tanam. Tanaman yang terlalu rapat memudahkan penyebaran penyakit dan sarang hama,” tambah Fajar.

Ketua Poktan Lestari, Asdi, menyampaikan apresiasi atas pendampingan penyuluh.

“Kami sangat terbantu karena dapat arahan langsung. Kalau tidak cepat tanggap, bisa gagal panen,” ujarnya.

Asdi lalu menyebutkan, luas lahan yang terdampak mencapai sekitar 4 hektare, namun sebagian besar masih pada tingkat serangan ringan. Berkat gerakan cepat penyuluh dan petani, serangan berhasil ditekan.

“Setelah penyemprotan pertama, gejala mulai berkurang. Kami akan lanjutkan sesuai jadwal yang disarankan penyuluh,” lanjut Asdi.

Fajar menegaskan bahwa kunci keberhasilan pengendalian OPT ada pada sinergi petani dan petugas. Ia juga mendorong petani untuk rutin melakukan pengamatan dan mencatat kondisi tanaman dalam buku lapang.

“Dengan pencatatan, kita bisa memantau pola serangan hama dan penyakit, sehingga bisa merancang strategi pencegahan di musim berikutnya,” pungkasnya. Fajar Rahmansyah/Asep Koswara*

Diterbitkan di lajurpertanian.com dan megapolitannews.com

Similar Post