Cabai merupakan komoditas sayuran utama yang sangat strategis, memiliki nilai ekonomis tinggi dan mempunyai prospek pasar yang unik dan menarik karena menjadi salah satu komoditas yang bisa berpengaruh terhadap inflasi.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, sebagai UPT dibawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, baru saja usai melaksanakan rangkaian pelatihan budidaya cabai dengan metode blended learning.
Pelatihan yang ditutup pada Kamis, (28/03/2024), dikemas melalui beberapa tahap dan berhasil menjaring 30 orang penyuluh dan PPPK dari 356 calon peserta yang berasal dari Jawa Timur, Bali, NTT, dan NTB.
Kegiatan berlangsung sejak 26 Februari, dan berakhir pada 28 Maret 2024. Tahap pertama diawali dengan pendafataran peserta secara online, dilanjutkan dengan pre test, kemudian pembelajaran online, penugasan dan post test, pengumuman hasil dan pelaksanaan pelatihan secara online serta offline di BBPP Ketindan.
Dalam pengembangannya ditemukan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan teknik produksi, diantaranya persiapan lahan, pemilihan benih cabai, pemeliharaan hingga penanganan pasca panen serta pemasaran hasil / pengelolaan rantai pasok.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, sangat menaruh perhatian terhadap penyuluh, peran penyuluh amat penting bagi dunia pertanian Indonesia khusunya melalui Kostratani. Dedi menyebut penyuluh sebagai agen perubahan peradaban pertanian.
"Penyuluh ini agen perubahan peradaban pertanian. Kalau peradaban pertanian kita berubah, itu dipastikan berkat peran dari penyuluh," kata Dedi.
Kepala BBPP Ketindan, Nurul Qomariyah, menanggapi pernyataan Kepala BPPSDMP, mengatakan bahwa setiap bentuk perubahan di dunia pertanian, pasti ada peran serta penyuluh bersama petani memajukannya.
“Oleh karenanya saya berharap dari 30 orang peserta yang hadir dan telah mengikuti pelatihan ini bisa membawa perubahan bagi daerahnya, terutama dalam peningkatan produktivitas cabai. Yang tak kalah pentingnya adalah proses dari hulu ke hilir dan solusi tepat saat terjadi permasalahan di tingkat petani,” jelas Nurul.
Dari beberapa permasalahan yang sering terjadi di lapangan, maka peranan petugas untuk peningkatan SDM dalam pananganan komoditas cabai yang berorientasi ekpor, terutama para pelaku pembina dilapangan masih perlu dibekali ketrampilan dan pengetahuan melalui pelatihan.
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan swadayaonline.com