PAMEKASAN – Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, bersiap menjadi pionir pengembangan pertanian generasi muda berbasis teknologi dan agrowisata. Inisiatif ini merupakan kolaborasi antara BBPP Ketindan dan Kelompok Pemuda Tani Indonesia (PTI) Pamekasan, didukung oleh DPRD, Pemkab, Dinas Pertanian, Karang Taruna, serta aparat TNI dan Polri, Sabtu (12/7/2025).
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa regenerasi petani tidak boleh terhenti. “Kita harus mencetak petani muda yang tangguh, inovatif, dan mampu bersaing global,” ujarnya.
Senada, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti menyebut, pertanian masa depan dikelola dengan teknologi, berbasis data, dan digerakkan SDM unggul. Generasi muda adalah kunci transformasi ini.
Program dimulai dengan penanaman 700 bibit melon yang akan diperluas menjadi empat hektar, disusul budidaya tomat dan tambahan 1.500 bibit melon.
Ketua PTI Pamekasan, Nur Cholis, menjelaskan bahwa inisiatif ini bertujuan membangun sentra pembelajaran berbasis ekonomi yang dikelola anak muda. Tantangannya adalah partisipasi pemuda lokal.
“Kami akan memperluas kerja sama dengan Karang Taruna di tiap kecamatan untuk menggerakkan potensi generasi muda secara kolektif,” ujarnya.
Ia berharap program ini mendapat pendampingan langsung dari BBPP Ketindan, khususnya dalam pelatihan dan teknologi.
Anggota Komisi II DPRD Pamekasan, Faridi, menambahkan bahwa pusat pembelajaran ini harus menjadi ruang praktik, integrasi ekonomi, dan inkubasi bisnis pertanian.
Firdaus, Asisten II Bidang Perekonomian Pemkab Pamekasan, mengapresiasi kolaborasi ini, terutama peran Komisi II dan PTI. Ia menekankan pentingnya regenerasi pertanian dengan pendekatan teknologi, dan mendukung pengembangan program ini sebagai model kemajuan pertanian. Pemerintah daerah juga membuka ruang sinergi lebih luas, termasuk dengan TNI dan Polri.
Kepala BBPP Ketindan, Nurul Qomariyah, menyatakan kesiapan BBPP Ketindan sebagai mitra aktif dalam pembinaan SDM pertanian di Pamekasan.
“Sebagai UPT BPPSDMP, kami memiliki mandat strategis untuk pelatihan, sertifikasi, dan inovasi vokasi pertanian,” jelasnya.
BBPP Ketindan memiliki berbagai fasilitas praktik seperti lahan budidaya, rumah pupuk, laboratorium HPT, pengolahan hasil, serta smart greenhouse berteknologi tinggi dan versi low cost, yang jadi rujukan nasional pelatihan smart farming.
Salah satu inovasi unggulan adalah MiCESSLA, pestisida nabati berbahan lokal seperti mimba, cengkeh, sirih, serai, dan laos, yang digunakan dalam pelatihan proteksi tanaman ramah lingkungan. Pelatihan berbasis experiential learning juga diterapkan di Smart Greenhouse (SGH), di mana peserta belajar seluruh proses agribisnis hortikultura, dari perencanaan hingga pemasaran.
Menjawab kebutuhan daerah, BBPP Ketindan juga mengembangkan SGH versi low cost. Teknologi ini telah digunakan untuk budidaya melon sistem NFT yang terintegrasi dengan kontrol IoT berbasis aplikasi Smart Life. SGH low cost ini cocok direplikasi di desa oleh Karang Taruna, P4S, dan kelompok pemuda tani.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pamekasan menyampaikan bahwa sektor pertanian saat ini mulai mengadopsi teknologi informasi, dan minat masyarakat terhadap buah lokal seperti melon dan tomat terus meningkat. Namun, ia menekankan bahwa pengembangan komoditas harus berbasis analisa usaha yang matang.
“Pembinaan tidak cukup hanya berupa sosialisasi. Harus ada pendampingan konkret, termasuk perhitungan biaya produksi, efisiensi penggunaan pupuk, serta strategi branding dan pemasaran hasil tani bersama,” tegasnya. — Nunung Nurhadi*
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan megapolitannews.com