MALANG – Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat komitmennya meningkatkan produksi pangan dalam mewujudkan swasembada pangan nasional melalui program luas tambah tanam (LTT).
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menargetkan penanaman pada 2 juta hektar lahan rawa, yang terdiri dari 1 juta hektar lahan rawa mineral dan 1 juta hektar lahan rawa tadah hujan.
Mentan Amran mengajak pemerintah daerah dan penyuluh pertanian untuk berkolaborasi dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Sehingga peran penyuluh pertanian dalam mendukung percepatan swasembada pangan sangatlah penting.
“Peran penyuluh pertanian sangat penting dalam mempercepat pencapaian swasembada pangan. Pemerintah daerah dan penyuluh harus bersinergi melalui adopsi teknologi dan peningkatan kapasitas SDM pertanian,” ujar Mentan Amran.
“Keberhasilan target LTT menjadi acuan porsi bantuan pemerintah (Kementan) tahun 2025 mau benih, alsintan, dan pupuknya,” imbuh Mentan Amran.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menegaskan bahwa pihaknya terus meningkatkan kompetensi penyuluh melalui pelatihan dan pendampingan. Hal ini diharapkan mendorong percepatan Luas Tambah Tanam (LTT) dan produktivitas pertanian secara nasional.
“Penyuluh diharapkan fokus dalam mengawal LTT dan peningkatan IP. Kami juga meluncurkan aplikasi GALUH LTT sebagai Gerakan Penyuluh Mendorong Luas Tambah Tanam, untuk mempercepat pelaporan harian LTT secara tepat waktu,” jelas Santi.
Dalam rangka mendorong percepatan dan capaian LTT, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) LTT dan Brigade Pangan, Kamis (17/04/2025) yang dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian Jombang, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Tenaga Ahli Wakil Menteri Pertanian Bidang Penguatan Reformasi Birokrasi, koordinator penyuluh kabupaten dan kecamatan di Jombang, penyuluh pertanian kabupaten Jombang, Kepala Bagian Umum serta pejabat fungsional BBPP Ketindan.
Kepala BBPP Ketindan, Nurul Qomariyah, sekaligus PJ LTT Kabupaten Jombang, dalam sambutannya mengatakan, bahwa saat ini Jombang masih peringkat 17 dari 36 kabupaten/kota di Provinsi Jatim capaian LTT terhitung 1-16 April 2025. Oleh karenanya diperlukan strategi percepatan untuk mengejar ketertinggalan agar target Kabupaten Jombang bisa segera terpenuhi.
“Untuk memperkuat target LTT di 21 kecamatan, BBPP Ketindan telah membagi ke dalam 7 PIC untuk segera berkoordinasi dengan penyuluh-penyuluh di 21 kecamatan. Kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai target 81.251 hektare serta 34 Brigade Pangan di Kabupaten Jombang,” jelas Nurul.
Sementara itu menurut Rahmat selaku Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan PJ LTT Provinsi Jatim, bahwa Jombang harus segera mengejar ketertinggalan itu dengan konsolidasi percepatan tanam dan pendataan LTT.
“Strategi percepatan tanam diantaranya yaitu percepatan tanam dengan semai 15 hari sebelum panen di arena LBS; pemanfaatan pompa, irpom, sumur submersibel; mendorong tanam padi gogo; updating. Ini yang harus kita dorong sehingga Jombang bisa mencapai target yang telah ditentukan,” ungkap Rahmat.
Tenaga Ahli Wakil Menteri Pertanian Bidang Penguatan Reformasi Birokrasi, Mujiburohman, juga mengatakan secara iklim dan kondisi tanah, Indonesia sangat mendukung untuk pertanaman.
“Silakan dikondisikan dari tingkat BBPP Ketindan untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada di lapangan. Jika memungkinkan, tim BBPP Ketindan dapat melakukan pendampingan secara intensif hingga bulan Mei, dengan harapan capaian bisa menembus angka 80%,” kata Mujiburohman.
Ia berharap pada musim tanam ini dapat melihat peningkatan signifikan.
“Mari kita teladani semangat Bapak Presiden dan Bapak Menteri yang tidak mengenal hari libur demi mewujudkan swasembada pangan,” lanjut Mujiburohman.
Kepala Dinas Pertanian, Muh. Rony menjelaskan, bahwa Kabupaten Jombang menyambut baik arahan dari Dirjen Perlindungan Tanaman sekaligus PJ LTT Provinsi Jatim, terkait target seluas 81.251 hektar.
“Secara teknis, berdasarkan data Musim Tanam (MT) dan periode bulan Januari hingga Desember, target 81.251 hektare tersebut telah kami petakan. Pendekatan kami tetap memperhatikan kondisi musim saat Musim Rendeng. Data ini telah kami kumpulkan dari berbagai wilayah di Jombang. Jika kami diberikan ruang untuk melakukan koreksi data, insya Allah target 81.251 hektare dapat kami capai, meskipun hingga saat ini capaian kami masih sekitar 28%. Kami optimistis pada akhir tahun bisa mencapai 100% realisasi,” tegas Rony.
“Saat ini, produktivitas tertinggi untuk padi di Jawa Timur juga tercatat di Kabupaten Jombang. Insya Allah, dengan peningkatan indeks pertanaman (IP) dan optimalisasi lahan (oplah), kami siap mendukung capaian nasional,”pungkas Rony. Humas BBPP Ketindan
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan swadayaonline.com