Telp/Fax 0341-927123 / 429725

|

Ajarkan Mitigasi Risiko Agribisnis, UPT Pelatihan Cetak SDM Pertanian Unggul

Najia
Dec 03, 2025

Agribisnis punya karakter unik dengan risiko tinggi, mulai dari lingkungan, iklim, fluktuasi harga hingga kebijakan yang berubah-ubah. Karena itu, manajemen risiko jadi kompetensi wajib bagi SDM pertanian agar usahatani tetap berkelanjutan.

Untuk memperkuat skill tersebut, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan menggelar Pelatihan Agribisnis dan Urban Farming bagi SDM Polbangtan Manokwari pada 25 November – 6 Desember 2025.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan impor berbahaya karena bisa merusak negara dan mematikan petani. Kebijakan impor, katanya, harus diintervensi pemerintah. “Larangan impor wajib diterapkan bila produksi dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan,” ujarnya.

Ia juga menekankan sikap tegas melawan mafia pangan yang merusak tata kelola pasar dan merugikan petani lokal.

Kepala BPPSDMP Idha Widi Arsanti menambahkan, pengembangan usahatani butuh ekosistem terpadu dari hulu sampai hilir. Ia menekankan pentingnya pendekatan berbasis data, kolaborasi lintas sektor, serta sinergi dengan visi Presiden terkait swasembada, hilirisasi, isu iklim dan ekonomi. “Pertanian harus tangguh, modern, dan berdaya saing. Kuncinya inovasi teknologi, kelembagaan petani yang kuat, dan SDM unggul,” jelasnya.

Salah satu materi pada Senin (1/12/2025) membahas pengelolaan risiko pemasaran agribisnis. Widyaiswara Nining Hariyani menjelaskan bahwa pengelolaan risiko dimulai dari identifikasi, analisis, lalu menentukan strategi penanganan.

Peserta diajak memahami bagaimana kejadian operasional bisa mempengaruhi kinerja usaha, yang dinilai dari besarnya peluang kejadian dan dampaknya.

Dalam sesi diskusi, peserta memetakan risiko pemasaran yang umum terjadi: fluktuasi harga, kualitas/kuantitas tak sesuai permintaan, retur barang, kerusakan saat distribusi, hingga pembayaran yang tersendat.

Nining menambahkan, mitigasi dapat dilakukan lewat manajemen pemasaran yang tepat: riset pasar berkala, penetapan harga akurat, menjaga relasi pelanggan, promosi berbasis digital, distribusi yang efektif, dan pengembangan kemitraan. Jika petani mengelola usaha secara profesional, ekspor bisa meningkat, sementara impor dapat ditekan dan dikendalikan.

Similar Post