PROBOLINGGO — Untuk meningkatkan kapasitasnya sebagai aparatur yang adaptif, penyuluh pertanian Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Probolinggo menunjukkan semangat inovatif dalam meningkatkan kapasitas diri dengan memanfaatkan lahan kosong di sekitar kantor untuk kegiatan percontohan (demplot) budidaya sayuran. Langkah ini diinisiasi sebagai upaya memperkuat kepercayaan diri dan kompetensi teknis para penyuluh di lapangan.
Lahan seluas kurang lebih 300 meter persegi yang sebelumnya tidak termanfaatkan kini ditanami berbagai jenis sayuran seperti bawang merah, bawang prei, dan sawi. Kegiatan ini dikelola secara bergotong royong oleh para penyuluh yang tergabung dalam Kelompok Kerja Penyuluhan (Pokjaluh), dan dimulai sejak awal Mei 2025. Selain menjadi wahana praktik, lahan ini juga dirancang sebagai Kawasan Wisata Studi Pertanian.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa inovasi dalam sektor pertanian sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan perubahan iklim, meningkatkan produktivitas, dan memastikan ketahanan pangan nasional.
Hal ini juga sejalan dengan arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widhi Arsanti, yang menekankan pentingnya peningkatan kapasitas petani dan penyuluh dalam menerapkan praktik pertanian ramah lingkungan dan efisien.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Probolinggo, Aries Santoso, menyambut baik inisiatif ini. Ia menyebut kegiatan tersebut sebagai bentuk nyata semangat belajar sepanjang hayat di kalangan penyuluh.
“Kami sangat mengapresiasi semangat teman-teman penyuluh. Demplot ini bukan hanya jadi ajang praktik, tetapi juga sarana aktualisasi pengetahuan. Harapannya, ini dapat memperkuat kompetensi dan memberikan contoh nyata bagi petani binaan,” ujar Aries.
Menurutnya, penyuluh pertanian harus terus mengasah diri agar tidak hanya menjadi komunikator, tetapi juga harus menjadi pelopor dan inovator. Demplot ini menjadi salah satu cara untuk menyatukan teori dan praktik secara langsung.
“Kita harapkan kegiatan seperti ini bisa menular ke kantor-kantor BPP dan kelurahan. Lahan sempit pun bisa bermanfaat jika dimanfaatkan dengan serius,” tambah Aries.
Salah satu penyuluh Dinas Pertanian Kota Probolinggo, Amilia Juniarti, yang menjadi koordinator lapangan dalam kegiatan ini, menyampaikan bahwa kegiatan ini muncul dari kegelisahan bersama atas pentingnya penyegaran materi dan praktik langsung.
“Sering kali kita memberikan penyuluhan berbasis materi. Tapi dengan punya pengalaman menanam langsung, kita jadi lebih percaya diri dan bisa bicara dari pengalaman, bukan hanya teori,” ungkap Amilia.
Melalui demplot ini, para penyuluh dapat mengamati pertumbuhan tanaman, mengenali gejala hama, dan menerapkan teknik budidaya ramah lingkungan seperti pupuk organik cair dan pestisida nabati. Hal ini memberikan pengalaman nyata yang bisa dibagikan kepada petani binaan secara kontekstual.
Dinas Pertanian berencana menjadikan demplot ini sebagai wahana pelatihan berkala, baik untuk penyuluh maupun petani. Ke depan, rencananya akan dikembangkan demplot tematik lainnya seperti hidroponik dan vertical garden. Selain itu, demplot juga akan dijadikan sebagai lokasi edukasi bagi siswa sekolah dan masyarakat umum yang ingin belajar pertanian perkotaan (urban farming). Yudi/Asep Koswara*
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan megapolitannews.com