Sebanyak 70 Calon Pendeta dari Gereja Kristen Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Majelis Sinode melaksanakan kunjungan ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan pada 25/1/2024 lalu.
Kegiatan dilaksanakan dalam rangka memberikan pembekalan tentang budidaya tanaman obat beserta olahan hasilnya, beserta informasi lain terkait pertanian yang dilaksanakan di BBPP Ketindan. Hal ini seperti disampaikan oleh Pendeta Fonny Baharama saat menyampaikan maksud dan tujuan.
“Kami membawa rombongan Calon Pendeta ini bertujuan untuk memberikan pembekalan kaitannya dengan budidaya tanaman khususnya tanaman obat beserta olahan hasilnya serta kaitannya dengan informasi pertanian lainnya untuk bisa dibawa dan diterapkan dimana para Pendeta ini bertugas. Para Calon Pendeta yang hadir disini akan kami sebar di 26 Provinsi di Indonesia,”jelas Fonny.
Kunjungan ini diterima secara langsung oleh Kepala BBPP Ketindan, Ir. Sumardi Noor, M.Si beserta Koordinator dan seluruh pejabat fungsional widyaiswara serta beberapa fungsional tertentu.
Kunjungan praktik atau lapangan merupakan salah satu bagian dari layanan edukasi pertanian. Hal ini seperti dijelaskan oleh Kepala BBPP Ketindan, Sumardi Noor saat menerima dan memberikan sambutan.
BBPP Ketindan mempunyai tupoksi untuk mewujudkan SDM Pertanian yang profesional, mandiri, berdaya saing serta mengembangkan program pelatihan pertanian berbasis kompetensi dan daya saing, mengembangkan jejaring kerjasama dan kemitraan usaha komoditas pertanian melalui pelayanan pelatihan pertanian berkualitas dan konsultasi usahatani yang prima.
“BBPP Ketindan harus turut berupaya meningkatkan skill, pengetahuan, dan kemampuan. Termasuk dalam meningkatkan SDM para penyuluh, petani, petani milenial, serta masyarakat umum lainnya seperti dari kalangan akademisi maupun pelajar,” jelas Kepala BBPP Ketindan.
Setelah dilaksanakan penerimaan, semua peserta mendapatkan materi tentang budidaya tanaman obat beserta manfaatnya, serta berbagai olahan hasil dari tanaman obat. Dilanjutkan ke laboratorium melihat proses pembuatan manisan jahe dan kencur, sinom dan kopi laos. Di akhir kegiatan peserta mendapatkan tambahan pengetahuan tentang smart greenhouse (SGH) kerjasama Indonesia dengan Korea Selatan dengan mengunjungi SGH tomat dan diskusi bersama penanggungjawab SGH. YNI