MALANG – Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa ketahanan pangan adalah fondasi kedaulatan bangsa. Dalam kutipan saat mengisi kuliah umum di Lemhannas, ia menyatakan, “Disruptions to food security will certainly lead to national instability.”
Pernyataan ini memperkuat pandangan bahwa adopsi teknologi modern seperti smart farming adalah langkah penting untuk menjamin ketersediaan pangan dan menjaga stabilitas nasional.
Sebelumnya, Mentan Amran juga menekankan, bahwa kalau pangan bermasalah, negara bermasalah. Terkait hal itu, produksi harus terjaga, stok kuat, dan masyarakat tersenyum. Dua kutipan tersebut menegaskan bahwa ketahanan pangan menjadi prioritas utama pemerintah dan sejalan dengan arah pembangunan pertanian melalui program K-Smart Farm.
Senada dengan pernyataan Mentan Amran, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menekankan bahwa konsep smart farming harus dimaknai sebagai instrumen nyata untuk mewujudkan pertanian yang lebih presisi, efisien, dan ramah lingkungan.
“Smart farming adalah masa depan pertanian kita. Teknologi tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga memberikan peluang baru bagi petani muda untuk mengembangkan usahanya secara profesional. Dengan pendekatan ini, pertanian bukan lagi dipandang sebagai pekerjaan tradisional, melainkan bisnis modern yang menjanjikan,” ungkap Santi.
Pernyataan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman tentang pentingnya memperkuat ketahanan pangan nasional serta pandangan Kepala BPPSDMP Idha Widi Arsanti mengenai peran smart farming menjadi dasar pelaksanaan Project Enhancing Millennial Farmers Income by Adopting K-Smart Farm Technologies in Indonesia.
Proyek ini telah diimplementasikan sejak tahun 2021 dengan tujuan meningkatkan kapasitas serta pendapatan petani milenial melalui penerapan teknologi pertanian modern. Menjelang masa akhir, dilakukan completion inspection oleh Korea Agency of Education, Promotion and Information Service in Food, Agriculture, Forestry and Fisheries (EPIS Korea) untuk memastikan seluruh elemen proyek, mulai dari pembangunan smart greenhouse, penerapan sistem IoT greenhouse, hingga teknik budidaya berjalan optimal sebelum sepenuhnya dihibahkan pada November 2025.
Completion inspection dilaksanakan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan pada 8-9 September 2025 dan dihadiri oleh tim inspeksi dari Korea Selatan yang dipimpin oleh Lee Kang Oh sebagai Ketua Delegasi Completion Inspection serta Kim Jong Su sebagai Ketua Tim Inspeksi. Dari pihak Indonesia, hadir Plt. Sekretaris BPPSDMP yang sekaligus adalah Kepala BBPP Ketindan, Nurul Qomariyah, perwakilan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, Tim Kerja Sama BPPSDMP, serta Tim K-Smart BBPP Ketindan.
Dalam sambutannya, Plt Sekretaris BPPSDMP sekaligus Kepala BBPP Ketindan, Nurul Qomariyah, menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas kedatangan tim inspeksi. Ia menekankan bahwa kegiatan ini sangat penting, mengingat proyek hibah internasional tersebut telah berjalan hampir lima tahun dan kini memasuki tahap akhir. Proyek ini berperan strategis dalam meningkatkan kapasitas SDM pertanian, produktivitas usaha tani, serta perekonomian petani.
“K-Smart Farm menjadi tonggak transformasi menuju pertanian modern, dengan output yang lebih baik dibandingkan sistem tradisional sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan pendapatan petani milenial. Saya juga mengajak seluruh pihak untuk memperkuat sinergi agar tujuan proyek dapat tercapai secara optimal, terutama melalui kegiatan short term dan long term training yang dirancang guna meningkatkan kapasitas, usaha, dan pendapatan petani milenial,” jelas Nurul.
Sementara itu, Ketua Delegasi Completion Inspection, Lee Kang Oh, menjelaskan bahwa proyek ini telah dilaksanakan selama lima tahun di Malang dan Bogor, dan akan berakhir pada tahun ini. Ia menekankan bahwa inspeksi fisik dan manajerial dilakukan secara menyeluruh, meliputi fasilitas, pengelolaan smart farm, dan tanaman percobaan. Jika ditemukan kekurangan, perbaikan akan segera dilakukan.
“Harapan kami, proyek ini dapat ditutup dengan baik dan memberi manfaat nyata bagi petani Indonesia,” ujarnya.
Senada, Kim Jeuong Soo menambahkan bahwa timnya akan memeriksa bangunan dan fasilitas baik high-tech maupun middle-tech, termasuk lahan terbuka yang telah dibangun sesuai rencana. Dua orang ahli pertanian dari Korea juga hadir untuk memberikan perbaikan teknis budidaya dan memastikan pemeliharaan fasilitas berjalan sesuai standar. Selain itu, tanaman-tanaman yang telah menjadi bahan percobaan turut diperiksa secara detail, dan diskusi teknis dilakukan terkait budidaya tanaman.
Dengan adanya Completion Inspection Report Project ini, seluruh pihak berharap hasil yang dicapai dapat menjadi warisan nyata bagi pengembangan pertanian Indonesia. Bukan hanya memastikan fasilitas hibah dari Korea berjalan optimal, tetapi juga memperkuat kapasitas SDM pertanian agar mampu bersaing dalam era pertanian modern. BBPP Ketindan bersama BPPSDMP berkomitmen untuk terus melanjutkan sinergi dan mendampingi petani milenial dalam menerapkan teknologi smart farm, sehingga cita-cita meningkatkan pendapatan sekaligus mewujudkan ketahanan pangan nasional dapat tercapai secara berkelanjutan.
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan megapolitannews.com


