Telp/Fax 0341-927123 / 429725

|

Green House BPP Busungbiu, Simbol Pertanian Berkelanjutan di Kabupaten Buleleng

Najia
Apr 26, 2025

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Busungbiu, dibawah Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pertanian berkelanjutan.

Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah memanfaatkan green house sebagai tempat pembelajaran bagi petani dan generasi muda tani, dengan mengedepankan prinsip ramah lingkungan.

Green house yang dimiliki BPP Busungbiu seluas 72 meter persegi (12 x 6 m) telah dilengkapi berbagai fasilitas dasar budidaya hortikultura, seperti sistem pengairan springkler dan spray serta meja tanam. Namun, yang paling menarik adalah pemanfaatan kotoran hewan sebagai campuran media tanam, untuk menjadi praktik utama dalam pengelolaan tanaman di dalamnya.

Konsep ini tidak hanya mengajarkan teknis budidaya, tetapi juga nilai ekologis dan efisiensi penggunaan sumber daya lokal. Kotoran hewan, terutama dari sapi dan kambing, difermentasi terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai campuran media tanam bersama tanah dan sekam.

Penyuluh pertanian setempat secara aktif mendampingi petani dan siswa pertanian dalam proses pembuatan media tanam ini. Mereka memperkenalkan metode fermentasi anaerob menggunakan EM4, yang mampu mempercepat proses dekomposisi dan menghilangkan bau tidak sedap.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan pembangunan SDM menjadi prioritas utama pemerintah, termasuk Kementerian Pertanian (Kementan). Menurutnya, SDM memiliki peran yang amat penting dalam pengembangan dan kemajuan pertanian Indonesia, sehingga perlu adanya pengembangan-pengembangan metode untuk menunjang peningkatan kompetensi dan kapabilitasnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, juga menegaskan bahwa pihaknya terus meningkatkan kompetensi penyuluh.

“Peran penyuluh pertanian sangat penting dalam mempercepat pencapaian swasembada pangan. Pemerintah daerah dan penyuluh harus bersinergi melalui adopsi teknologi dan peningkatan kapasitas SDM pertanian,” ujar Santi.

Menurut Koordinator BPP Busungbiu, I Gusti Lanang Made Suyasa, pemanfaatan kotoran hewan tidak hanya menekan biaya produksi tetapi juga meningkatkan kesuburan tanah secara alami.

“Di green house ini, kita tidak hanya menanam sayuran, tapi juga menanam kesadaran tentang pentingnya mengelola limbah ternak menjadi sesuatu yang bernilai,” ujar Gusti saat ditemui di lokasi, Jum’at (25/04/2025).

Ia menambahkan bahwa kegiatan ini juga menjadi bagian dari penguatan kelembagaan petani, karena dikelola bersama kelompok tani binaan di wilayah Busungbiu. Kegiatan praktik langsung ini mampu mendorong kolaborasi antarpetani dan peternak.

“Para peternak pun kini merasa lebih dihargai karena limbah ternaknya dibutuhkan. Ini menjadi simbiosis yang menguntungkan kedua belah pihak,” imbuhnya.

Green house di BPP Kecamatan Busungbiu telah digunakan untuk budidaya tanaman hortikultura sayur-mayur seperti kangkung, pakcoy dan kubis. Tanaman hortikultura buah-buahan semusim seperti melon, semangka, cabai rawit dan cabai besar serta tanaman hias yakni bunga gumitir. Semua tanaman ini dibudidayakan secara organik tanpa pupuk kimia.

Penyuluh pertanian lapangan, I Gede Jaya Mahendra, mengungkapkan bahwa green house ini menjadi laboratorium terbuka yang efektif untuk mengenalkan teknologi sederhana pada petani.

“Kadang kita bicara organik dan pemanfaatan limbah itu masih teoritis. Tapi di sini, petani bisa melihat langsung proses dan hasilnya. Itu yang membuat mereka jadi percaya,” jelas I Gede Jaya Mahendra.

Mahendra menambahkan, bahwa tantangan awal adalah mengubah mindset petani yang terbiasa dengan pupuk kimia. Namun seiring waktu dan bukti lapangan, mereka mulai menerima pendekatan baru ini.

Similar Post