KUTAI BARAT – Upaya peningkatan produksi jagung terus digalakkan oleh para penyuluh pertanian di Kabupaten Kutai Barat. Salah satu inovasi lapangan yang kini mulai diterapkan adalah penggunaan metode Anjang Sono, sebuah pendekatan langsung yang dilakukan oleh Kristyanti Banaya, penyuluh pertanian alumni Pelatihan Dasar (Latsar) Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli di Balai Besar Pelatihan (BBPP) Ketindan tahun 2024.
Pendampingan dilakukan kepada Kelompok Tani (Poktan) Jantur Sengkulai di Desa Mapan, Kecamatan Linggang Bigung, Rabu (7/5/2025).
Program ini mendapat sambutan positif dari petani karena pendekatan yang dilakukan terasa lebih dekat dan menyentuh kebutuhan riil di lapangan.
Metode Anjang Sono merupakan pendekatan yang menekankan kunjungan dari rumah ke rumah atau ladang ke ladang, membangun hubungan erat antara penyuluh dan petani. Pendekatan ini juga mempercepat proses alih teknologi dan pemahaman petani terhadap inovasi pertanian, khususnya dalam budidaya jagung.
Kristyanti Banaya menyampaikan bahwa metode ini merupakan bagian dari penerapan ilmu yang ia peroleh selama mengikuti Latsar.
“Kami tidak hanya menyampaikan teori, tetapi benar-benar hadir di lapangan, mendampingi petani secara langsung sesuai kondisi mereka,” jelas Kristyanti.
“Keberhasilan metode Anjang Sono sangat bergantung pada komitmen penyuluh untuk aktif hadir dan membangun kepercayaan dengan petani. Saat petani merasa ditemani dan didengarkan, semangat mereka untuk maju juga semakin besar,” tambah Kristyanti.
Dalam kegiatan ini, Kristyanti mendampingi petani pada tahapan penanaman jagung yang sedang berlangsung. Ia membimbing petani mulai dari persiapan lahan, pemilihan benih unggul, pengaturan jarak tanam, hingga penerapan teknik penanaman baris ganda. Selain itu, petani diberikan edukasi tentang pemupukan berimbang, dengan kombinasi pupuk organik dan kimia, disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan kondisi tanah setempat serta mengarahkan petani untuk mencatat aktivitas budidaya dalam buku catatan kelompok. Ini penting untuk evaluasi, pengawasan, dan pelaporan kegiatan secara berkelanjutan.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagai kesempatan menegaskan bahwa peran penyuluh merupakan ujung tombak dalam keberhasilan program ketahanan dan swasembada pangan.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti menyampaikan pendayagunaan penyuluh pertanian dalam rangka percepatan swasembada pangan sebagaimana tertuang dalam Inpres Nomor 3 Tahun 2025, dimana Kementerian Pertanian perlu menyamakan komitmen dalam mewujudkan swasembada pangan dan mengikuti arah komando Kementerian Pertanian dalam mewujudkan swasembada pangan.
“Peran penyuluh sangat vital dalam swasembada pangan sehingga perlu penguatan komitmen agar satu irama dan satu komando,” kata Santi.
Dinas Pertanian Kabupaten Kutai Barat mendukung penuh kegiatan ini sebagai bagian dari program strategis peningkatan indeks pertanaman dan produktivitas jagung. Pendampingan seperti ini menjadi contoh konkrit peran penyuluh sebagai agen perubahan. Tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga menjadi mitra kerja petani dalam menjalankan budidaya.
Ketua Kelompok Tani, Alensyah merasakan manfaat nyata dari pendekatan langsung ini, terutama karena mereka bisa berdiskusi dan mendapatkan bimbingan teknis secara langsung di lapangan.
“Anjang Sono ini sangat membantu kami karena penyuluh datang langsung ke ladang. Jadi kami bisa berdiskusi di lokasi, bukan hanya di balai desa,” ungkap Alensyah. Kristyanti/ Asep Koswara*
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan megapolitannews.com