MALANG – Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan menjadi lokasi Rapat Koordinasi Monitoring dan Evaluasi (Monev) Budidaya Serealia yang digelar Direktorat Serealia, Ditjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian pada 1–2 Juli 2025.
Rakor ini digelar sebagai bagian dari evaluasi program dan peningkatan kapasitas SDM pertanian.
Direktur Serealia, Abdul Roni Angkat hadir langsung membuka kegiatan ini, didampingi Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Rachmat. Turut hadir pula Kepala BBPP Ketindan Nurul Qomariyah, Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jatim Denny Kurniawan (mewakili Kepala Dinas), Balai Penerapan Modernisasi Pertanian Jatim, UPTD Proteksi Tanaman, UPTD Sertifikasi Benih, dan LO Luas Tambah Tanam (LTT) Jatim.
Dalam sambutannya, Nurul Qomariyah menyampaikan terima kasih atas kepercayaan menjadi tuan rumah Rakor Monev Budidaya Serealia. Ia juga memperkenalkan fasilitas dan program BBPP Ketindan yang mendukung agenda pemerintah.
“Kami yakin kegiatan ini berdampak positif bagi efisiensi dan produktivitas. BBPP Ketindan siap mendukung percepatan swasembada pangan, optimasi lahan, dan pendampingan Brigade Pangan di Kabupaten Jombang,” ujarnya.
Sementara itu, Abdul Roni menegaskan fokus Kementan 2025 dalam mendukung swasembada pangan melalui program oplah, CSR, pompanisasi, dan pengembangan padi gogo. Juga mendukung pangan bergizi gratis lewat pemanfaatan pekarangan.
“Tahun 2025 ditargetkan LTT nasional seluas 20.009.802 Ha, terdiri dari LTT reguler 17.005.187 Ha dan dari Oplah/CSR sebesar 3.004.615 Ha,” jelas Roni.
Ia menambahkan, target produksi padi dicapai lewat intensifikasi (peningkatan indeks tanam) dan ekstensifikasi (perluasan tanam) seperti program cetak sawah.
“Di Jawa Timur, dari target oplah 20.008 Ha, telah terealisasi 18.595 Ha,” lanjutnya.
Roni juga mengajak para LO LTT Jatim untuk mendiskusikan berbagai kendala di lapangan agar solusi yang tepat bisa segera diambil.
Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan optimisme pencapaian swasembada beras tanpa impor tahun ini.
“Target awalnya empat tahun, lalu dipercepat jadi tiga tahun. Mudah-mudahan tahun ini tanpa impor,” ujarnya.
Ia menyebutkan stok beras nasional saat ini mencapai lebih dari 4 juta ton dan ini tertinggi dalam 57 tahun terakhir, bahkan melebihi pencapaian tahun 1984 sebesar 3 juta ton.
Secara terpisah, Kepala BPPSDMP Idha Widi Arsanti menekankan pentingnya kolaborasi lintas lembaga untuk mencapai target swasembada 2025.
“Swasembada tak bisa dicapai sendiri, perlu sinergi pusat, daerah, dan seluruh stakeholder,” tegasnya. Humas BBPP Ketindan
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan megapolitannews.com