Telp/Fax 0341-927123 / 429725

|

Kementan Gandeng Perguruan Tinggi Tingkatkan Produksi Padi Melalui Pengenalan Varietas Unggul

Yeniartha
Apr 25, 2024

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman melakukan kunjungan kerja ke desa Trepan, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan. Mentan Amran mengikuti kegiatan pengenalan varietas unggul oleh IPB dan melakukan panen padi Varietas IPB 9 Garuda bersama Rektor IPB University, Arif Satria.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menyebut varietas padi unggul terbaru dari IPB University bernama Padi IPB 9G adalah sebuah inovasi yang mampu mendukung ketahanan pangan di Indonesia. Sampai dengan saat ini IPB University sudah menghasilkan tidak kurang dari 116 varietas termasuk padi. Varietas IPB 9 Garuda ini adalah varietas padi amphibi dikarenakan kemampuannya untuk tumbuh baik di lahan tergenang/sawah maupun lahan kering/gogo, serta ketahanannya terhadap penyakit Blas Ras 073. Potensi hasilnya mencapai 9,09 ton per hektar dengan rata-rata hasil mencapai 6,09 ton per hektar.

Mentan Amran mengapresiasi atas inovasi tersebut hingga mengajak IPB University untuk berkolaborasi dalam membangun ketahanan pangan nasional secara bersama.

“Kami mengapresiasi apa yang dilakukan IPB ini. Ini adalah langkah yang harus dikembangkan dan kami sangat menghargai hasil penelitian yang luar biasa ini,” jelas Mentan Amran saat berkunjung ke lokasi pertanaman padi IPB 9G di Kabupaten Lamongan.

Menurutnya, selain memiliki produktivitas yang unggul dan ketahanan terhadap hama dan penyakit, varietas 9G dari IPB University juga diklaim dapat mengurangi penggunaan pupuk yang mampu mendorong dengan maksimal ketahanan pangan nasional. Karenanya, Menteri Amran berharap varietas ini dapat menjadi pilihan utama bagi petani karena umurnya yang singkat dan efisiensi dalam penggunaan pupuk.

“Varietas ini dapat mengurangi penggunaan pupuk hingga 20 persen. Bayangkan, jika 100 persen benih ini digunakan, kita bisa menghemat hingga Rp10 triliun untuk penggunaan pupuk pada tanaman padi,” jelas Amran. “Dan hari ini ada 50 ton akan langsung kami beli, jika dari IPB University sanggup produksi lebih banyak lagi, 50 ribu ton, misalnya, kami juga langsung beli,” ungkap Amran.

Sementara, Rektor IPB University, Arif Satria menjelaskan bahwa inovasi ini merupakan salah satu cara bagi pertanian Indonesia untuk menghadapi ancaman perubahan iklim yang mana tantangan perubahan iklim dapat ditangani melalui inovasi dan teknologi.

“Kita tidak bisa menyalahkan perubahan iklim, tapi bagaimana kita bisa menyiasatinya dengan teknologi dan inovasi. Oleh karena itu, IPB mengajak seluruh perguruan tinggi di Indonesia untuk bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan pemerintah daerah untuk mencapai swasembada pangan dan menjadikan Indonesia sebagai eksportir beras di dunia,” tutur Arif Satria.

Untuk itu, IPB menggandeng semua perguruan tinggi di Indonesia untuk bersama-sama dengan Kementerian Pertanian dan pemerintah daerah mewujudkan tidak hanya swasembada pangan tapi juga Indonesia menjadi eksportir beras di dunia.

Diterbitkan di swadayaonline.com dan lajurpertanian.com

Similar Post