Regenerasi petani di Indonesia merupakan hal yang krusial untuk dilakukan. Kementerian Pertanian (Kementan) secara gencar terus menyiapkan petani-petani muda yang berkualitas sebagai upaya regenerasi petani muda.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menekankan pentingnya peran generasi muda membangun pertanian Indonesia. Menurutnya, Indonesia membutuhkan pemuda yang tidak hanya cerdas, tapi juga berkarakter kuat menghadapi tantangan dunia.
“Dengan karakter yang kuat, jujur, disiplin, dan pekerja keras, pemuda Indonesia bisa menjadi ujung tombak mewujudkan swasembada pangan dan mengantarkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia,” tegas Amran.
Mentan Amran juga menambahkan, bahwa generasi milenial berpotensi besar membawa inovasi dalam pertanian. Menurutnya, milenial produktif merupakan salah satu instrumen penggerak perekonomian Indonesia, bersama sumber daya lahan dan teknologi.
Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan , Idha Widi Arsanti, mengatakan petani-petani yang ada saat ini sudah semakin tua.
"Sedangkan kebutuhan pangan tidak semakin sedikit. Itulah pentingnya mendorong regenerasi petani, yang tentunya akan menyokong ketahanan pangan,” kata Santi.
Kepala BPPSDMP juga menegaskan bahwa regenerasi petani sangat diperlukan untuk mempertahankan produksi pangan dan ketahanan pangan. Berbagai upaya dilakukan untuk menjaring dan mengkader petani muda untuk konsisten di bidang pertanian, salah satunya dengan memberikan pelatihan.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan setiap tahunnya menyelenggarakan Pelatihan Kewirausahaan Bagi Pemuda Tani. Pelatihan ini bertujuan untuk membina dan meningkatkan pengetahuan generasi muda yang serius terjun di sektor pertanian, untuk kemudian dilatih tentang kewirausahaan di bidang pertanian.
Setelah dilaksanakan pelatihan ini, BBPP Ketindan lantas mengevaluasi pasca diklat (pasdik), sekaligus mengevaluasi dampak dari pelatihan tersebut kapada para purnawidya. Evaluasi ini dilakukan untuk Pelatihan Kewirausahaan Bagi Pemuda Tani periode tahun 2022 - 2024.
Pelaksanaan evaluasi dilakukan secara online dan offline. Diawali dengan evaluasi online dimana para alumni pelatihan mengisi kuesioner secara online, selanjutnya dilakukan evaluasi offline dimana para enumerator mewawancarai dan meninjau langsung lokasi usahataninya. Saat evaluasi offline para enumerator berinteraksi langsung dengan para alumni pelatihan, melihat sejauh mana perkembangan usaha, sekaligus melihat seberapa besar dampak materi-materi pelatihan yang telah diberikan bagi perkembangan usaha mereka.
Evaluasi pasdik dilakukan mulai 8 s/d 26 Oktober 2024 di 14 Kabupaten dan Kota di Jawa Timur yakni Bangkalan, Bojonegoro, Gresik, Kediri, Batu, Lamongan, Malang, Mojokerto, Ngawi, Pasuruan, Ponorogo, Probolinggo, Sampang, dan Situbondo. Hasil dari evaluasi pasca diklat dan dampak ini akan menjadi masukan yang sangat berharga bagi BBPP Ketindan sebagai UPT Pelatihan dan regenerasi petani Indonesia di masa yang akan datang.
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan swadayaonline.com