Pelatihan merupakan sarana meningkatkan kemampuan SDM dalam mendukung pekerjaan yang sedang digeluti. Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelatihan dibawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan baru saja usai melaksanakan salah satu tupoksinya dengan meningkatkan kompetensi para petani di Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur.
Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo bekerjasama dengan BBPP Ketindan menyelenggarakan pelatihan pekarangan pangan lestari (P2L) yang diikuti oleh 25 anggota Kelompok Wanita Tani (KWT), di Desa Kendal Pecabean, Kecamatan Candi, berlangsung 17 – 19 September 2024.
Pelatihan P2L dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi petani dalam menerapkan ilmu dan teknologi baru dalam rangka untuk menunjang inflasi harga kebutuhan sayuran dan buah. Program P2L bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan agar mencegah kelaparan dan stunting pada anak, meningkatkan ketersediaan pangan rumah tangga, meningkatkan aksesibilitas pangan rumah tangga, meningkatkan pendapatan rumah tangga, mengolah pekarangan yang tidak produktif serta meningkatkan kesejahteraan dan gizi masyarakat.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, mendorong program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) untuk mewujudkan swasembada pangan. Kementerian Pertanian (Kementan) juga akan menambah bantuan benih ke tiap daerah.
"Program ini, Pekarangan Pangan Lestari, ini kita harus jalankan seluruh Indonesia," ujar Amran.
Terpisah, Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti, menyampaikan bahwa P2L merupakan inisiatif strategis dalam memberdayakan sumber daya manusia di sektor pertanian.
"Program ini tak hanya soal ketahanan pangan, tetapi juga memberdayakan SDM pertanian. Melalui P2L, masyarakat didorong untuk memanfaatkan potensi lokal, sekaligus meningkatkan keterampilan dalam budidaya dan pengelolaan pangan di lingkup rumah tangga," ungkap Santi.
Banyaknya permasalahan yang dialami oleh peserta serta rendahnya pengetahuan tentang pengelolaan pekarangan, membuat peserta sangat antusias dalam mengikuti pelatihan. Menyimak segala paparan dari fasilitator dalam pengelolaan pekarangan dilanjutkan dengan praktik lapang.
Dengan pelatihan P2L, para anggota KWT siap melaksanakan perubahan pengelolaan pekarangannya, hal ini seperti dituturkan oleh Saeroji, fasiltator dari BBPP Ketindan, pada pelatihan P2L.
“Dengan memakai sistem vertikultur dalam pengelolaan pekarangan, peserta bisa mengoptimalkan lahan sempit. Karena vertikultur yang menggunakan sumbu maupun irigasi tetes sangatlah membantu perawatan tanaman di pekarangan kita. Alat dan bahannya yang sederhana dapat dijangkau oleh semua masyarakat, teknologinya yang mudah dilaksanakan,”jelas Saeroji.
Selain praktik membuat vertikultur, peserta juga mendapatkan materi penanganan hama penyakit tanaman, jika tanaman dalam pekarangan peserta terserang hama dan penyakit tanaman. Pengendalian hama penyakit tanaman dilakukan dengan menggunakan metode ramah lingkungan yakni pestisida nabati.
Saeroji berharap, berbekal pengetahuan dan ketrampilan yang telah diperoleh peserta melalui pelatihan P2L ini, semua anggota KWT dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan pekarangan mereka, mampu meningkatkan kesejahteraan rumah tangganya, dan memperbaiki gizi keluarga.
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan swadayaonline.com