BATU – Ketahanan pangan (food security) telah menjadi isu global selama 2 dekade ini termasuk di Indonesia sebagai negara agraris. Berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1996 tentang pangan disebutkan bahwa ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunyal aman, merata dan terjangkau. Pada tahun 2019, UNICEF melalui laporan World’s Children 2019: Children, Food, and Nutrition menyatakan bahwa di Indonesia masih ada 50-59% anak di bawah lima tahun (balita) yang termasuk kategori not growing well atau pertumbuhan tidak baik.
Selanjutnya survei dari Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dirilis pada Desember 2021 lalu, Indonesia berhasil menurunkan angka stunting dari 27,7 persen di tahun 2019 menjadi 24,4 persen di 2020. Meskipun angka itu turun, pemerintah masih harus bekerja keras untuk mencapai angka 14 persen di 2024, sebagaimana yang sudah ditargetkan. Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) hadir untuk menjawab tantangan yang ada. Dimana realisasi konsumsi masyarakat masih di bawah pemenuhan gizi, sementara perhatian terhadap pemanfaatan lahan pekarangan relatif masih terbatas.
Kementerian Pertanian saat ini fokus dan bergerak cepat untuk mewujudkan swasembada pangan nasional. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa sudah mendapatkan perintah dari presiden terpilih Prabowo Subianto untuk segera melaksanakan program pangan tersebut.
“Kita harus bergerak cepat atasi darurat pangan karena persoalan pangan tidak bisa ditunda dan sangat krusial,”ungkap Mentan Amran.
Mentan juga menambahkan, bahwa ada 3 instrumen yang dapat menggerakkan perekonomian Indonesia menuju Indoensia Emas 2045 dari sisi pangan yaitu kaum milenial produktif, sumber daya lahan dan penggunaan teknologi.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu saat ini fokus terhadap pemanfaatan optimalisasi lahan pekarangan yang ditempuh melalui pemberdayaan kelompok masyarakat khususnya kelompok wanita tani (KWT). Kegiatan P2L yang dilakukan meliputi budidaya berbagai jenis tanaman dengan memanfaatkan pekarangan di sekitar rumah, atau lahan kosong yang tidak produktif melalui pengembangan rumah bibit, demplot, pertanaman dan pasca panen serta pemasaran.
Guna meningkatkan kapasitas SDM yang ada di KWT, maka Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu menginisiasi pelaksanaan kegiatan pelatihan penumbuhan P2L yang bekerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan. Kegiatan dilaksanakan tanggal 12 – 13 November 2024 lalu di KWT Mukti Asih Sejahtera Desa Mojorejo Kecamatan Junrejo dan KWT Sejahtera Desa Pandanrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Idha Widhi Arsanti, secara terpisah, turut menyampaikan bahwa P2L merupakan inisiatif strategis dalam memberdayakan sumber daya manusia di sektor pertanian.
“Program ini tak hanya soal ketahanan pangan, tetapi juga memberdayakan SDM pertanian. Melalui P2L, masyarakat didorong untuk memanfaatkan potensi lokal, sekaligus meningkatkan keterampilan dalam budidaya dan pengelolaan pangan di lingkup rumah tangga,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini diharapkan ketahanan pangan dapat tercipta mulai dari keluarga. Tiap rumah tangga petani dapat memenuhi kebutuhan pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman untuk peningkatan pendapatan keluarga secara mandiri. Nining Hariyani/ Yeniarta
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan swadayaonline.com