Telp/Fax 0341-927123 / 429725

|

Lewat Pendampingan Penyuluh, Petani Pamekasan Optimis Hasilkan Tembakau Berkualitas

Yeniartha
May 09, 2025

PAMEKASAN – Musim tanam tembakau di Kabupaten Pamekasan, Madura, mulai menggeliat. Di Desa Lancar, Kecamatan Larangan, aktivitas petani saat ini tengah menyiapkan benih tembakau untuk musim tanam tahun 2025. Salah satu Poktan paling aktif adalah Kelompok Tani (Poktan) Sekar Wangi, yang memiliki 50 anggota aktif dan rutin mengadakan pertemuan untuk saling berbagi informasi, terutama terkait hama dan penyakit tanaman.

Pada Rabu (7/5/2025), Herman, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Larangan, turun langsung ke lokasi persemaian milik Poktan Sekar Wangi. Kunjungan ini merupakan bagian dari pendampingan rutin guna memastikan kualitas pembibitan tembakau berlangsung optimal.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagai kesempatan menegaskan bahwa peran penyuluh merupakan ujung tombak dalam keberhasilan program ketahanan dan swasembada pangan.

“Penyuluh adalah penggerak utama di lapangan. Mereka yang mendampingi petani, memastikan tanam terjadi, dan melaporkan capaian secara real-time. Dukungan dan penguatan peran mereka adalah prioritas kami,” ujar Mentan Amran.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, turut menekankan pentingnya fungsi koordinatif dan kolaboratif yang dijalankan oleh penyuluh. Ia menyampaikan bahwa keberhasilan swasembada pangan sangat bergantung pada kecepatan aksi di lapangan serta keakuratan data yang dilaporkan.

“Setiap penyuluh memiliki peran strategis bukan hanya dalam mendampingi petani, tetapi juga menjadi penghubung langsung antara kebijakan pusat dan implementasi teknis,” tegasnya.

Dalam pendampingannya, Herman memeriksa kondisi bedengan, mulai dari kelembaban media tanam, ketebalan mulsa, hingga kestabilan suhu mikro. Ia juga mencermati warna dan keseragaman daun benih sebagai indikator kesehatan bibit.

Herman juga menekankan soal penyiraman dan pencatatan kegiatan pertanian, mulai dari tanggal semai, jenis pupuk, hingga tanggal tanam di lahan serta mendorong petani menyiapkan lahan tanam secara paralel dengan proses pembibitan, agar waktu tanam tidak tertunda. Dengan pembibitan yang baik, kebutuhan akan tanam ulang pun bisa ditekan, yang artinya efisiensi biaya dan tenaga.

“Pembibitan adalah tahap awal yang sangat menentukan. Jika benih sehat dan kuat, maka pertumbuhan tanaman akan lebih baik dan hasil panen juga bisa maksimal. Selain itu terlalu banyak menyiram. Ini bisa membuat benih rentan terhadap rebah semai. Harus hati-hati,” jelas Herman.

“Petani kita masih jarang mencatat, padahal data ini penting untuk evaluasi, juga jadi modal saat ingin mengakses bantuan atau pembiayaan ke depan,” imbuhnya.

Sunarto, Ketua Poktan Sekar Wangi, mengungkapkan bahwa pembibitan telah dimulai sejak awal Mei 2025. Ia menilai waktu ini sangat ideal karena curah hujan mulai menurun, sementara tanah masih menyimpan kelembaban.

Dengan semangat kebersamaan dan pendampingan yang intensif, para petani di Desa Lancar berharap musim tanam tahun ini bisa lebih sukses, baik dari segi kualitas maupun hasil panen.

Kepala BPP Larangan, Didik Haryono, memberikan apresiasi atas sinergi yang terjalin antara penyuluh dan petani. Ia menilai model komunikasi seperti ini harus terus dikembangkan.

“Penyuluh hanya satu, tapi petani banyak. Kalau petani bisa saling berbagi informasi, maka masalah di lapangan bisa lebih cepat ditangani,” kata Didik. Yuli/ Asep Koswara*

Diterbitkan di lajurpertanian.com dan megapolitannews.com

Similar Post