MALANG – Dalam rangka pembinaan pegawai dan memperingati Tahun Baru Muharram 1447 Hijriah, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan memperkuat komitmennya mendukung swasembada pangan dengan mengedepankan kinerja yang baik dan peningkatan pelayanan prima kepada masyarakat.
Momentum Muharram dianggap tepat untuk memotivasi pegawai agar keluar dari zona nyaman dan memberikan pelayanan prima berdasarkan spirit hijrah Rasulullah SAW yang meninggalkan kehidupan di Mekkah untuk memperjuangkan nilai-nilai kebenaran menuju Madinah.
Dalam sambutan dan arahannya dihadapan Ustad Habib Muhammad bin Anis Syahab dan seluruh pegawai lingkup BBPP Ketindan, Kepala Balai Nurul Qomariyah, menyampaikan bahwa saat ini Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan menjadi penanggungjawab luas tambah tanam (LTT) di Kabupaten Jombang, serta Lialison Officer (LO) Brigade Pangan di Provinsi Jawa Timur, Papua Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Dengan amanah diatas tentunya kami harus lebih bersemangat dalam berkinerja dan mensukseskan swasembada pangan, hijrah dari zona nyaman untuk lebih pro aktif dan adaptif dalam menyikapi setiap perubahan”ujar Nurul.
Ia juga menambahkan bahwa urusan pangan jangan sampai bermasalah bagi seluruh rakyat Indonesia, seperti yang disampaikan oleh Bapak Menteri Pertanian.
“Mari kita niatkan, bahwa segala sesuatu yang kita lakukan karena Allah SWT, Insyaallah semua akan berjalan dengan baik,”pungkasnya.
Hadir memberikan ceramah dalam peringatan Tahun Baru Muharram, Ustad Muhammad bin Anis Syahab yang dalam ceramahnya sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh Kepala BBPP Ketindan beserta seluruh pegawainya untuk mengawal suksesnya swasembada pangan. Hal ini sejalan dengan hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekkah yang sudah nyaman saat itu ke Madinah untuk menyebarkan kebaikan bersama dengan para pengikut setianya.
“Semangat Rasulullah yang berhijrah untuk perjuangan demi nilai-nilai mulia menjadi inspirasi peningkatan semangat kerja. Terlebih momen Muharram ini bisa dijadikan refleksi perubahan dari diri sendiri terlebih dalam mendukung ketahanan pangan. Apalagi pangan ini sangat dibutuhkan oleh semua manusia,”kata Habib Muhammad sapaan akrab Ustadz.
Habib Muhammad bin Anis Syahab juga menceritakan kisah perjalanan atau hijrahnya Rasulullah dari Mekkah ke Madinah tidak membawa harta benda kecuali iman dan keyakinan untuk berjuang bersama pengikutnya di Madinah tentang agama Islam dan kebaikan umat Islam. Dari hijrah tersebut kita bisa mengambil hikmahnya yakni, perubahan besar itu dari sendiri, komitmen, berintegitas, dan semangat demi tercapainya tujuan besar kita.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan optimisme terhadap ketahanan pangan nasional khususnya dalam upaya mewujudkan swasembada beras tanpa impor pada tahun ini.
“Target dari Bapak Presiden, awal rencana kita swasembada empat tahun, kemudian tiga tahun. Mudah-mudahan tahun ini tidak ada impor,” ucapnya.
Mentan juga mengungkapkan bahwa stok beras nasional saat ini telah mencapai lebih dari 4 juta ton.
“Tertinggi selama 57 tahun dan pernah kita capai 3 juta ton, yaitu tahun 1984,” jelasnya.
Selain stok beras, Mentan turut memaparkan capaian nilai tukar petani (NTP) yang menunjukkan tren positif. Ia menyebut bahwa dukungan anggaran dari Kementerian Keuangan ditargetkan menghasilkan NTP sebesar 110. Sementara pada bulan Mei, menurutnya NTP naik menjadi 121.
Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti juga menyampaikan bahwa mewujudkan swasembada pangan ini tidak bisa sendirian, kita harus terus bergandengan tangan dengan semua pihak.
“Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi melalui peningkatan produktivitas, penggunaan benih unggul, teknologi lainnya dan inovasi. Sementara ekstentifikasi kita dorong oplah pada lahan rawa dan cetak sawah rakyat,” papar Santi. Nurul Qomariyah/ Humas BBPP Ketindan
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan megapolitannews.com
