Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat sejak bulan Februari 2024 petani mulai panen jagung seluas 300 ribu hektar. Sementara masa puncak panen jagung terjadi pada Maret-April 2024.
Pada masa ini akan ada lahan pertanian seluas 800 ribu hektar jagung yang panen, dengan produksi mencapai 4 juta ton.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan Petani Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah masuk masa panen raya padi dan melangsungkan kegiatan panen raya yang dimulai akhir Februari hingga diperkirakan April puncaknya.
“Hasil panen ini akan membanjiri ketersediaan beras di pasaran,” kata Mentan Amran.
Amran mengaku bahwa pihaknya terus mendorong berbagai daerah di Indonesia untuk memperkuat produksi padi dan jagung sebagai komoditas andalan.
Di Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa Timur, petani jagung mulai masa panen sejak awal Maret. Salah satu daerah yang panen pada Minggu ke 3 Maret ini ialah Poktan Pakuwesi 8 di Desa Pakuwesi, Kecamatan Curahdami. Petani di Poktan Pakuwesi 8 mempunyai luas lahan ±18 Ha, sedangkan luas lahan tanam jagung ±14 Ha. Saat ini panen jagung telah mencapai 9-10 ha namun terdapat juga lahan yang rusak karena dampak elnino pada Desember lalu.
Musim tanam ini Poktan Pakuwesi 8 menanam jagung varietas P.35 BLBU 2023, dengan hasil ubinan rata-rata 8 Kg, dan setara dengan 10,24 ton/ Ha. Hasil panen di luas lahan 1,2 Ha minggu ini kembali membuktikan bahwa produktivitas jagung di Poktan Pakuwesi 8 hasilnya sangat baik.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, terus mendorong insan pertanian untuk saling berkolaborasi meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian.
Dedi Nursyamsi menekankan pentingnya inovasi dan teknologi dalam mendongrak produktivitas pertanian.
“Selain itu keberhasilan kebijakan Kementan memerlukan sinergi antara seluruh insan pertanian” ujar Dedi.
Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Congkrong, Abdullah, mengatakan bahwa panen kali ini merupakan implementasi ikhtiar petani dan penyuluh di lapangan untuk terus berusaha meningkatkan kesejahteraan petani. Sementara itu, Sekretaris Poktan Pakuwesi 8, Fadli, menuturkan, jika di awal tanam bulan Desember sempat kurang air karena dampak dari elnino.
”Di awal musim tanam lalu, kami sempat pesimis karena airnya sangat jauh berkurang akibat dari dampak elnino. Namun alhamdulillah masih bisa panen dengan hasil produitivitas yang tinggi,”tutur Fadli.
Penyuluh pertanian yang mendampingi Poktan Pakuwesi 8, Mulyatingsih, terus mendorong agar petani semangat menggenjot budidaya jagung di lahan tegal bekas tanam kayu sengon agar menjadi lahan tidur.
”Saya selalu menyemangati petani-petani disini untuk budidaya jagung, memanfaatkan lahan tegal bekas tanam sengon, agar lahan bekas tersebut tidak menjadi lahan tidur, dan dengan ditanami jagung, maka lahan tersebut bisa memproduksi jagung dan hasilnya bisa dirasakan manfaatnya oleh petani,” pungkas Mulyatiningsih.
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan swadayaonline.com