BOJONEGORO – Peningkatan nilai tambah panen dapat diperoleh dari kegiatan pascapanen, mulai dari sortasi dan grading, pengemasan, hingga pengolahan hasil untuk mendapatkan masa simpan yang lebih lama atau tekstur, penampilan, dan rasa yang lebih dapat diterima pasar yang lebih luas.
Kecamatan Bubulan, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, Sabtu (23/11) mengelar pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat setempat dalam mengolah produk herbal. Pelatihan yang bertajuk “Pelatihan Pembuatan Herbal Kering Tahun 2024” ini diadakan sebagai bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat dalam mengoptimalkan potensi sumber daya alam (SDA) yang ada di wilayah tersebut.
Kegiatan diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari kader PKK, dan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dari Desa Bubulan, Desa Clebung, Desa Cancung, Desa Sumberbendo, Desa Ngorogunung di Kabupaten Bojonegoro.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menekankan bahwa SDM yang berkualitas ialah tulang punggung dalam pembangunan pertanian nasional. Menurutnya, peningkatan kualitas pelatihan dan pendidikan bagi petani merupakan langkah penting untuk memastikan keberlanjutan ketahanan pangan Indonesia.
Terpisah, Kepala Badan penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti mengungkapkan SDM memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan pertanian.
Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan di Balai Desa Bubulan dan menghadirkan widyaiswara dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan sebagi UPT dibawah BPPSDMP sebagai narasumber yang kompeten di bidang pengolahan produk herbal.
Dalam materi pelatihan, peserta diberikan pemahaman mengenai berbagai jenis tanaman herbal yang dapat dijadikan produk kering, seperti jahe, temulawak, kunyit, dan berbagai jenis daun herbal lainnya. Peserta juga diajarkan teknik-teknik pengeringan yang efektif, mulai dari pengeringan dengan sinar matahari, pengeringan menggunakan alat pengering sederhana, hingga metode pengeringan modern yang lebih efisien. Tidak hanya teori saja yang disampaikan, peserta juga praktek dalam teknik pengeringan produk herbal dan praktek pembuatan instan wedang uwuh.
Selain itu, pelatihan ini juga memberikan wawasan mengenai manfaat produk herbal kering yang dapat digunakan dalam berbagai industri, seperti industri kesehatan, kosmetik, hingga kuliner. Dengan memanfaatkan tanaman herbal yang melimpah di sekitar mereka, masyarakat Bubulan diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah produk lokal dan membuka peluang ekonomi baru.
Kepala Camat Bubulan, Dyah Enggarini Mukti, yang turut menghadiri acara ini, memberikan apresiasi kepada para peserta atas penyelenggaraan pelatihan yang sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini.
“Dengan keterampilan yang diperoleh melalui pelatihan ini, masyarakat Bubulan diharapkan dapat mengembangkan usaha berbasis produk herbal yang tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga berdampak positif bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Dyah dalam sambutannya.
Kegiatan pelatihan ini menjadi bagian dari upaya Pemerintah Kabupaten Bojonegoro untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pemberdayaan masyarakat. Sebagai tindak lanjut, Pemerintah Kecamatan Bubulan berencana membentuk kelompok usaha bersama yang fokus pada produksi dan pemasaran produk herbal kering.
“Kami juga akan memberikan pendampingan bagi peserta yang serius ingin mengembangkan usaha ini, agar dapat memproduksi herbal kering dengan kualitas terbaik yang sesuai dengan permintaan pasar,” pungkas Dyah. BOJONEGORO – Peningkatan nilai tambah panen dapat diperoleh dari kegiatan pascapanen, mulai dari sortasi dan grading, pengemasan, hingga pengolahan hasil untuk mendapatkan masa simpan yang lebih lama atau tekstur, penampilan, dan rasa yang lebih dapat diterima pasar yang lebih luas.
Kecamatan Bubulan, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, Sabtu (23/11) mengelar pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat setempat dalam mengolah produk herbal. Pelatihan yang bertajuk “Pelatihan Pembuatan Herbal Kering Tahun 2024” ini diadakan sebagai bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat dalam mengoptimalkan potensi sumber daya alam (SDA) yang ada di wilayah tersebut.
Kegiatan diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari kader PKK, dan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dari Desa Bubulan, Desa Clebung, Desa Cancung, Desa Sumberbendo, Desa Ngorogunung di Kabupaten Bojonegoro.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menekankan bahwa SDM yang berkualitas ialah tulang punggung dalam pembangunan pertanian nasional. Menurutnya, peningkatan kualitas pelatihan dan pendidikan bagi petani merupakan langkah penting untuk memastikan keberlanjutan ketahanan pangan Indonesia.
Terpisah, Kepala Badan penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti mengungkapkan SDM memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan pertanian.
Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan di Balai Desa Bubulan dan menghadirkan widyaiswara dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan sebagi UPT dibawah BPPSDMP sebagai narasumber yang kompeten di bidang pengolahan produk herbal.
Dalam materi pelatihan, peserta diberikan pemahaman mengenai berbagai jenis tanaman herbal yang dapat dijadikan produk kering, seperti jahe, temulawak, kunyit, dan berbagai jenis daun herbal lainnya. Peserta juga diajarkan teknik-teknik pengeringan yang efektif, mulai dari pengeringan dengan sinar matahari, pengeringan menggunakan alat pengering sederhana, hingga metode pengeringan modern yang lebih efisien. Tidak hanya teori saja yang disampaikan, peserta juga praktek dalam teknik pengeringan produk herbal dan praktek pembuatan instan wedang uwuh.
Selain itu, pelatihan ini juga memberikan wawasan mengenai manfaat produk herbal kering yang dapat digunakan dalam berbagai industri, seperti industri kesehatan, kosmetik, hingga kuliner. Dengan memanfaatkan tanaman herbal yang melimpah di sekitar mereka, masyarakat Bubulan diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah produk lokal dan membuka peluang ekonomi baru.
Kepala Camat Bubulan, Dyah Enggarini Mukti, yang turut menghadiri acara ini, memberikan apresiasi kepada para peserta atas penyelenggaraan pelatihan yang sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini.
“Dengan keterampilan yang diperoleh melalui pelatihan ini, masyarakat Bubulan diharapkan dapat mengembangkan usaha berbasis produk herbal yang tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga berdampak positif bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Dyah dalam sambutannya.
Kegiatan pelatihan ini menjadi bagian dari upaya Pemerintah Kabupaten Bojonegoro untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pemberdayaan masyarakat. Sebagai tindak lanjut, Pemerintah Kecamatan Bubulan berencana membentuk kelompok usaha bersama yang fokus pada produksi dan pemasaran produk herbal kering.
“Kami juga akan memberikan pendampingan bagi peserta yang serius ingin mengembangkan usaha ini, agar dapat memproduksi herbal kering dengan kualitas terbaik yang sesuai dengan permintaan pasar,” pungkas Dyah. Rivana Agustin/Yeniarta
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan swadayaonline.com